Rabu, 23 Februari 2011

Budi Utomo

BUDI UTOMO
A. Pendahuluan
Bagi Bangsa Indonesia haram hukumnya jika tidak mengenal kata Budi Utomo. Bukan karena Budi Utomo merupakan organisasi pergerakan pertama yang membawa panji Nasional, akan tetapi Budi Utomo merupakan suatu roh yang membawa Negara ini lepas dari belenggu koloialisasi dalam hal ini penjajahan. Organisasi pergerakan nasional yang dipelopori oleh seorang terpelajar, dr. Wahidin Sudiro Husodo ini sebenarnya masih banyak yang melihat kabur ataupun belum menyesal mengenai masalah ini. Masih banyak yang mempertanyakan masalah organisasi pergerakan Nasional yang pertama yang tumbuh di Negara ini. Olehnya dalam makalah ini akan coba dibahas mengenai masalah organisasi ini baik itu sejarah terbentuknya hingga sepak terjangnya dalam usaha memperjuangkan tercapainya cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan.
B. Pembahasan
1. Sejarah Terbentuknya Budi Utomo (BU)
Pada awal abad XIX situasi sosial ekonomi di Jawa semakin buruk terutama setelah dilaksanakannya eksploitasi colonial tradisional, liberal, dan etis. Dengan dijalankannya politik etis yang member perhatian lebih pada. Organisasi Budi Utomo muncul karena situasi social ekonomi di Jawa pada abad 19 yang semakin buruk karena eksploitasi kolonial trasdisional, liberal dan etis. Semakin berkembangnya westrenisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sebagai akibat dari berkembangnya politik etis yang didalamnya terkandung usaha memajukan pengajaran maka pada dekade pertama abad 20 bagi anak-anak Indonesia masih mengalami kekurangan dana belajar. Keadaan yang demikian ini menimbulkan keprihatinan dr. Wahidin Sudirohusudo untuk dapat menghimpun dana itu maka pada tahun 1906-1907 melakukan propaganda berkeliling Jawa. Rupanya ide ini diterima baik dan dikembangkan oleh Sutomo, seorang mahasiswaSchool Tot Opleiding Vor Inlandsche Arsten (STOVIA) dan di sini merupakan awal perkembangan menuju keharmonisan bagi tanah dan orang Jawa dan Madura. Akhirnya Sutomo mendirikan BU di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908.
Selanjutnya untuk merealisasikan cita-cita dari Budi Utomo ini maka perlu diadakannya pengajaran terhadap orang-orang Jawa yang dikombinasikan dengan budaya barat. Pancaran etnonasionalisme makin membesar dan hal ini dibuktikan dengan diadakannya kongres BU yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Dalam waktu singkat terjadi perubahan orientasi yang sebelumnya hanya didominasi oleh kalangan priyayi kemudian berubah mejadi gerakan yang dimasuki oleh golongan muda yang orientasinya menggunakan cara politik untuk melawan kolonial.
2. Budi Utomo Sebagai Pelopor Pergerakan Nasional
Dalam perkembagan selanjutnya, meskipun diwarai dengan gerakan pemuda yang sedikit radikal, akan tetapi BU tetap pada cita-cita kemerdekaan. Hal itu dibuktikan dengan turut memikirkan bagaimana mempertahakan egara khususnya pada meletusnya perang dunia pertama tahun 1914. Dalam hal itu BU membentuk dan mengadakan milisi yang diberi wadah komite pertahanan Hindia dan ikut turut dalam wadah wakil rakyat yang dibentuk pada 1918. Pada dekade ketiga khususnya abad XX kondisi-kondisi sosio-politik BU mulai mecari orientasi politik dan mencari massa lebih banyak dan lsemakin luas.
Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat properjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya "tanah air" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya.
Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. Ada beberapa kasus yang memperkuat makna tersebut. Ketika Pemerintah Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun kemerdekaan negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai bantuan kepada pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh praja pribumi, misalnya, rakyat menjadi sangat marah.
Kemarahan itu mendorong Soewardi Suryaningrat (yang kemudian bernama Ki Hadjar Dewantara) untuk menulis sebuah artikel "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda (lihat: Boemi Poetera). Namun, sejak itu Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang pribumi.
Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih mengutamakan kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia" tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik. Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku.
Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Budi Utomo hanya mengenal nasionalisme Jawa sebagai alat untuk mempersatukan orang Jawa dengan menolak suku bangsa lain. Demikian pula Sarekat Islam juga tidak mengenal pengertian nasionalisme, tetapi hanya mempersyaratkan agama Islam agar seseorang bisa menjadi anggota. Namun, Soewardi tetap mengatakan bahwa pada hakikatnya akan segera tampak bahwa dalam perhimpunan Budi Utomo maupun Sarekat Islam, nasionalisme "Indonesia" ada dan merupakan unsur yang paling penting.


C. Kesimpulan
Budi Utomo merupakan organisasi pergerakan pertama yang membawa panji Nasional dan Juga merupakan suatu roh yang membawa Negara ini lepas dari belenggu koloialisasi dalam hal ini penjajahan. Organisasi pergerakan nasional yang dipelopori oleh seorang terpelajar, dr. Wahidin Sudiro Husodo ini selanjjutnya menjadi pelopor pergerakan Nasional Bangsa ini.
Pada awal abad XIX situasi sosial ekonomi di Jawa semakin buruk terutama setelah dilaksanakannya eksploitasi colonial tradisional, liberal, dan etis. Dengan dijalankannya politik etis yang member perhatian lebih pada. Organisasi Budi Utomo muncul karena situasi social ekonomi di Jawa pada abad 19 yang semakin buruk karena eksploitasi kolonial trasdisional, liberal dan etis. Semakin berkembangnya westrenisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sebagai akibat dari berkembangnya politik etis yang didalamnya terkandung usaha memajukan pengajaran maka pada dekade pertama abad 20 bagi anak-anak Indonesia masih mengalami kekurangan dana belajar. Keadaan yang demikian ini menimbulkan keprihatinan dr. Wahidin Sudirohusudo untuk dapat menghimpun dana itu maka pada tahun 1906-1907 melakukan propaganda berkeliling Jawa. Rupanya ide ini diterima baik dan dikembangkan oleh Sutomo, seorang mahasiswaSchool Tot Opleiding Vor Inlandsche Arsten (STOVIA) dan di sini merupakan awal perkembangan menuju keharmonisan bagi tanah dan orang Jawa dan Madura. Akhirnya Sutomo mendirikan BU di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908.
Dalam perkembagan selanjutnya, meskipun diwarai dengan gerakan pemuda yang sedikit radikal, akan tetapi BU tetap pada cita-cita kemerdekaan. Hal itu dibuktikan dengan turut memikirkan bagaimana mempertahakan egara khususnya pada meletusnya perang dunia pertama tahun 1914. Dalam hal itu BU membentuk dan mengadakan milisi yang diberi wadah komite pertahanan Hindia dan ikut turut dalam wadah wakil rakyat yang dibentuk pada 1918. Pada dekade ketiga khususnya abad XX kondisi-kondisi sosio-politik BU mulai mecari orientasi politik dan mencari massa lebih banyak dan lsemakin luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar