Sabtu, 26 Februari 2011

Fakta Dalam Ilmu Filsafat

Fakta dan Pernyataan
Banyak ahli condong memandang fakta sebagai dasar pengkajian sejarah yang mutlak dapat diandalkan. Kepercayaan terhadap fakta dapat dibenarkan dan mutlak untuk pengkaji sejarah sesuai dengan ahli sejarah yang berkebangsaan Amerika, C.L Becker yang mengajukan tiga pernyataan:
1. Apa yag dinamakan histories:
2. dimana terdapat fakta histories;
3. bilamana terjadi fakta histories?
Becker memandang bahwa fakta sejarah adalah sebuah lambang seperti yang diambilya contoh engenai peristiwa panglima Caesar yang mampu menyebrangi sungai rublikan yang sebenarya tidaklah mungkin. Akan tetapi dengan teori lambang yang sebenarnya untuk menjelaskan fakta sejarah sebagai suatu lambang dari segala peristiwa misalnya lambang kejayaan dan kemampuan suatu tokoh penting. Meskipun demikian teori dari Becker ini memilki kelamahan, misalnya pengabaian terhadap masa silam terhadap uraian dari masa silam itu sendiri. Dalam filsafat sejarah tidak ada kesalahan yang sering dilakukan para fillosof dari pada mengacaukan fakta dengan omongan kita mengenai fakta itu.

Berbagai Pernyataan Mengenai Masa Silam
Yang dimaksud dengan pernyataan histories ialah pernyataan mengenai fakta histories, keadaan pada masa silam. Yang disebut dengan masa silam adalah keseluruhan keadaan itu yang kadang-kadang hanya terjadi satu kali ataupun peristiwa yang unik. Peristiwa yang unik selalu dtentukan oleh tempat dan wakltunya. Pernyataan yang unik disebut pernyataan singular yang melukiskan keadaan umum.
Kenyataan bahwa para ahli sejarah jarang sekali merumuskan suatu pernyataan umum, merupakan indikasi pokok mengenai perbedaan antara pengkajian sejarah dan ilmu-ilmu pasti. Pernyataan fakta yang unik biasanya diungkapkan dalam bentuk tunggal dan untuk menguraikannya itu diungkapkan dalam bentuk jamak. Akan tetapi tidak semua fakta atau pernyataan sejarah tersebut adalah gambaran umum dari peristiwa sejarah misalnya masa revolusi, fakta ini sebenarnya hanya ingin menjelaskan bagaiman devenisi dari revolusi itu sendiri. Satu yang perlu dipahami bahwa arti sebuah dari definisi tersebut tidak pernah merupakan pernyataan mengenai pernyataan, melainkan sebuah arti sebuah kata. Untuk masalah pro maupun kontranya sebuah defenisi hanya fakta sejarahlah yang mampu menentukan.
Sekarang kita lebih baik fokus terhadap fakta-fakta sejarah yang unik dan umum serta pernyataan kita terhadap hal-hal tersbeut. Perlu dipahami bersama bahwa tidak ada garis pemisah antara keadaan yang unik maupun umum, satu contoh bagaimana suatu fakta mengenai pertempuran, didalamnya banyak hal, dan inilah yang bersifat umum, serta bagaiman fakta unik mengenai masalah filsuf budi perancis yang memerangi kaum gereja. Suatu fakta ditentukan oleh tempat dan waktunya. Pernyataan yang berkaitan dengan fakta unik disebut fakta yang singular, sedangkan fakta yang melukiskan fakta yang umum disebut fakta universal. Beberapa pernyataan yang umum terhadap terhadap keadaan yang umum. Pada abad ke-17 dan ke-18, yuda-yuda samudra antara armada-armada eropa, biasanya berlangsung dengan kacau sekali. Dalam pernyataan ini jelas bahwa bukan sutu pernyataan universal yang sesungguhnya, karena ada pembatasan mengenai waktu dan tempatnya.

Kebenaran
Syarat agar ucapan-ucapan singular itu dapat dipercaya adalah apabila pernyataan itu benar adanya. Terdapat tiga teori yang menyatakan pernyataan itu benar:
1. Teori tindak bahasa
Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori ini adalah konsep kebenaran tidak diperlukan. Barang siapa mempergunakannya, tidak menambah sesuatupun pada apa yang dikatakannya. Sekalipun demikian para menganut teori ini bersedia menerangkan mengapa dan dalam keadaan apa ingin kita pergunakan.

2. Teori pragmatis

Menurut teori ini, sebuah ucapan benar bila ucapan itu terbukti merupakan pedoman yang dapat diandalakn bagi perbuatan kita. Teori ini paling sesuai untuk ilmu-ilmu yang hasil penelitian dapat diterapkan dalam praktek.

3. Teori korespondensi

Teori ini untuk menguji kebenaran bahwa suatu ucapan, bila terdapat keserasian (korespondensi) antara apa yang terjadi dalam ucapan itu dengan keadaan yang disebut dalam ucapan tadi di dalam kenyataan yang histories.

Kesimpulan
Sebuah fakta historis merupakan suatu lambang bagi suatu jaringan fakta-fakta yang kait mengait. Terdapat kebenaran yang terdapat dalam pernyataan historis singular. Pernyataan-pernyataan itu selalu merupakan bagian dari fakta dari suatu uraian historis. Sekalipun demikian, setiap ahli sejarah akan menyimpulkan bahwa kebenaran ucapan-ucapan singular yang diwujudkan suatu uraian historis, belum menjamin kebenaran atau uraian seluruhnya.

Pernyatan-pernyataan benar yang merupakan mata rantai dalam uraian historis dan yang menentukan dari sudut mana peneliti sejarah memandang masa silam yang berkaitan dengan masa sekarang ataupun keadaan tertentu dalam masa silam.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tak ada satu alternatif yang membuka jalan yang memuaskan, untuk mengaitkan keseluruhan pernyataan historis (uraian historis), dengan konsep kebenaran (menurut teori korespondensi). Maka dari itu, seyogyanya konsep “kebenaran” dan “ketidakbenaran” hanya dipakai untuk memberi kualifikasi kepada pernyataan singular pada masa silam. Untuk memberi kualifikasi kepada suatu uraian historis dalam keseluruhannya, lebih baik kita pergunakan konsep-konsep lain seperti “berguna”, “penuh arti”, atau “dapat diterima”.

Pemberontakan DI/TII Kahar Mudzakkar


A. Pengantar
Indonesia memang telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, akan tetapi situasi yang tidak kondusif masih saja menghiasi. Baik itu yang dilakukan oleh pihak asing dalam hal penjajah yang masih terus mencoba menanamkan kembali pengaruhnya di tanah air, maupun yang dilakukan oleh pihak-pihak maupun golongan-golongan internal bangsa sendiri.
Diantara peristiwa kondusif tersebbut ialah yang dilakukan oleh beberapa kelompok pemberontakan. Peristiwa Apris, Permesta, Andi Azis, serta DI/TII, adalah sebagian dari beberapa peristiwa pemberontakan yang terjadi diawal-awal kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi dalam makalah ini DI/TII di Sulawesi Selatan yang dipelopori oleh Kahar Muzakkar-lah yang akan coba dibahas.
Peristiwa ini meruakan suatu peristiwa pemberontakan atas ketidak puasan seorang Kahar Muzakkar terhadap keputusan pemimpin tertinggi Tentara Nasional Indonesia dalam hal ini Jenderal H.A. Nasution. Pemberontakan ini terjadi di SUlawesi Selatan. Pemberontakan Kahar Musakkar selanjutnya mengatasnamakan pergerakannya dibawah nama NII pimpinan Karto Sawirjo Pada Tahun 1953.










B. Pembahasan

I. Kahar Muzakkar Hingga Menjadi Seorang Kolonel Pertama Dari Sulawesi Selatan.

Kahar Muzakkar lahir di desa Lanipa Luwu. Ayahnya bernama Malinrang. Sejak kecil Kahar sangat gemar bermain perang-perangan dan sangat pandai bermain doino, tak heran jika ia dijuluki dengan sebutan Ladomeng sewaktu kecil. Setelah remaja iapun melanjutkan sekolah ke Solo dan masuk Sekolah Kweekschool (muallim) Muhammadiyah. Di Solo pula ia menikah dengan gadis Solo bernama Warlina.
Karena waktu masih dalam peristiwa perlawanan terhadap erang, kahar dengan jiwa pemberaninya akhirnya ikut dalm beberap perang. Waku itu ia bersama para pedagang dari tanah sulawsi khususnya bugis dijawa membentuk suatu kelompok perlawanan. Karena keberanian dan jiwa perlawanan yang Nampak pada dirinya ia ahirnya diangkat menjadi tentara nasional Indonesia, terakhir ia berpankat Letkol. Karena perestasinya itu pula ia akhirnya dekat denga Presiden Sukarno dan menjadi pengawalnya. Bahkan menurut beberapa sumber mengatakan bahwa Presiden Sukarno tidak merasa tenang jika tidak ada Kahar Muzakkar.
Dalam perang kemerdekaan Kahar Muzakkar banyak terlibat terutama strategi grilyanya dan bagaimana usahanya yang membebaskan tahanan nusakamangan yang kemudian dimasukkan dalam barisannya yakni KRIS. Dalam beberapa pertempuran Kahar memimpin pasukannya dan banyak memenangkan pertempuran. Nama Kahar semakin melambung tinggi. Akan tetapi sewaktu ia mengususlkan pada panglima tertinggi TNI untuk mendirikan suatu brigade Hasnuddin, mendapat tentangan dari Kawiarang. Sebenarnya ketidakpuasan Kahar dikubuh TNIsudah Nampak stelah pengangkatan pemimpin dan pengurus KRIS. Kahar yang merasa sangat berjasa membentukdan membangun organisasi pergerakan ini,akan tetapi yang menjadipemimpin bukan dirinya. Sampai akhirnya Kahar mengundurkan diri dari TNI dan mengangkat senjta untuk memerontak.



II. Pemerontakan Kahar Muzakkar.

Awal pemberontakan Kahar di Sulawesi Selatan bermula dari rencana Pemerintah membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953.
Selama bergerilya di hutan Kahar beserta pengikutnya yang mengatas namakan Tentara Islam Indonesia melakukan banyak hal-hal yang menyimpang. Diantaranya pembersihan berdarah terhadap kaum bangsawan perampasan hak milik rakyat, beupa emas, tanah, dah harta benda lainnya untuk digunakan membeli peralatan pergerakan yakni senjata dan biaya lainnnyaselama bergerilya.
Selanjutnya hal yang sangat membuat Pemerintah Indonesia waktu itu sangat marah yakni tindakan Kahar Muzakkar yang memproklamasikan Negara RPII pada 14 Mey 1962, dengan mengangkatdirinya sebagai Khalifahnya. Selanjutnya Kahar membentuk kabiet RPII dengan beberapa menteri seperti, Menteri Muda Pertahanan Sanusi Daris, Menteri Kehakman H. Djunaidi Sulaeman, dan beberapa menterilainnya.

III. Penumpasan Pemerontakan Kahar Muzakkar.
Karena pergerakannya dinilai sudah separatis dan bertentangan dengan Negara, TNI kemudian diperintahkan untuk menumpas pemberontakan KaharMuzakkar diSulawesi Selatan ini. Sebelumnya beerapa kali ajakan damai diajukan oleh petinggi Sulawesi Selatan misalnya A. Sose akan tetapi Kahar beserta pengikutnya tidak menyetujuia hingga pada akhirnya pada tanggal 3 Februari 1965, melalui Operasi Tumpas, ia dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo. Namun tidak pernah diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya mempertanyakan kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di Kilometer 1 jalan raya Kendari.
























C. Kesimpulan
Peristiwa pemberontakan ini meruakan suatu peristiwa pemberontakan atas ketidak puasan seorang Kahar Muzakkar terhadap keputusan pemimpin tertinggi Tentara Nasional Indonesia dalam hal ini Jenderal H.A. Nasution sejak tahun 1950. Pemberontakan ini terjadi di Sulawesi Selatan. Pemberontakan Kahar Muzakkar selanjutnya mengatasnamakan pergerakannya dibawah nama NII pimpinan Karto Sawirjo Pada Tahun 1953.
Awal pemberontakan Kahar di Sulawesi Selatan bermula dari rencana Pemerintah membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer
Selama bergerilya di hutan Kahar beserta pengikutnya yang mengatas namakan Tentara Islam Indonesia melakukan banyak hal-hal yang menyimpang. Diantaranya pembersihan berdarah terhadap kaum bangsawan perampasan hak milik rakyat, beupa emas, tanah, dah harta benda lainnya untuk digunakan membeli peralatan pergerakan yakni senjata dan biaya lainnnyaselama bergerilya.
Selanjutnya hal yang sangat membuat Pemerintah Indonesia waktu itu sangat marah yakni tindakan Kahar Muzakkar yang memproklamasikan Negara RPII pada 14 Mey 1962, dengan mengangkatdirinya sebagai Khalifahnya. Selanjutnya Kahar membentuk kabiet RPII dengan beberapa menteri seperti, Menteri Muda Pertahanan Sanusi Daris, Menteri Kehakman H. Djunaidi Sulaeman, dan beberapa menterilainnya.
Pemberontakan DI/TII Kahar Mauzakkar akhirnya dapat ditumpas pada tanggal 3 Februari 1965, melalui Operasi Tumpas, ia dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo. Namun tidak pernah diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya mempertanyakan kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di Kilometer 1 jalan raya Kendari.
Referensi:
A. Wanua Tangke, Jejak-jejak radikal Kahar Muzakkar, Pustaka Refleksi, Makassar, 2004
A. Wanua Tangke, Misteri Kahar Muzakkar masih Hidup, Pustaka Refleksi, Makassar, 2002
Anhar Gonggong, Abdul KaharMudzakkar Dari Patriot Hingga Pemberontak, PT Gramedia, Jakarta. 1992

Zaman Pertengahan


A. Pengantar
Zaman pertengahan dapat kita lihat melalui beberapa periode kejadian yang terjadi di eropa khususnya Jerman. Periode pertama Jerman tampil secara cemerlang dengan sebuah kerajaan yang agung. Dilanjutukan dengan periode kedua yakni dimulai dari reaksi yang diakibatkan oleh antiteisis yang terjadi karena kesalahan yangridak tentuyang menguasai jaman pertengahandan merupakn kehidupan serta ruh mereka. Reaksi ini pertama-tama adalah nasionalitas partikular yang melawan keadulatan kedaulatan kekuasaan kerajaan Frank yan mewujudakan dirinya didalam pembagian kerajaan besar tersebut. Yang kedua adalah reaksi para idividu melawan otoritas yang sah dan kekuasaan eksekutif melawan subordinasi, rencana konstitusi militer dan pengadilan. Hal ini menghasilkan isolasi dan demikian individu tanpa pertahanan. Hal yang sangat penting dari fakta diatas yakni bagaimana Universalitas kekuasaan negara lenyap. Individu mencari perlindungan dengan kekuatan yang ahirnya menjadi penindas. Jadi secara berangsur-angsur melahirkan kondisi ketergantungan universal dan ahirnya perlindungan ini disestimatisasikan menjadi sistem feodal.
Reaksi yang ketiga yakni reaksi yang membawa lambang atau ciri khas religius yang berasal dari kaum gereja yang mencoba melawan segala sesuatu yang ada. Nafsu yang sekuler ditekan oleh kaum gereja, akan tetapi dirinya sendiri disekulerisasikan dalam proses tersebut, serta meninggalkan cirinya yang tepat. Dalam proses inilah sistem sekularisasi mulai terserap. Hal-hal tersebut yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan reaksi dalam pembentukan sejarah abad pertengahan hingga puncaknya di dalam perang salib.

B. Pembahasan
1. Feodalitas dan Tata Jenjang
Dalam memahami bagaimana sistem feodalitas dan tata jenjang dizaman pertengahan, maka kita perlu mencermati bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi dalam mewarnai periode ini. Reaksi pertama adalah reaksi nasionalitas partikular melawan kedaulatan universal Frank yang terbagi oleh pilihan atas kedaulatannya saja. Maka tindakan tersebut bukan semata-mata merupakan tindakan dinasti yang mugkin nampak tidak bijaksana, karena dengan demikian para pangeran diperlemah kekuasaannya namun sebuah restorasi terhadap nasiolaitas yang khas yang dijaga kesatuannya. Melalui perjanjian Verdum, 843 M, terjadi pembagian keraaan antara para keturunan Charlemagne; seluruh kerajaan Frank. Namun hanya dalam waktu singkat pangeran yang lemah ini dapat mempersatukan kesatuaan kerajaan yang besar; kerajaan tersebut terpecah-pecah menjadi kerajaan yang lebih kecil, yang mengembangkan dan mempertahankan sikap merdeka. Kerajaan kecil ini terdiri dari kerajaan Italy, yang terdiri dari kerajaan Burgundy-Burgundy atas, pusat pemerintahannya adalah Geneva dan biara St. Maurice di Valaise, dan Burgundy bawah diantara Jura, mediterania dan Rhone-Lorraine, antara Rhine dan Meuse, Normandy, dan Brittany. Prancis tengah tertutup diantara berbagai kerajaan ini. Susunan Kerajaan Frank lambat laun mengalami keretakan dan berpecah-pecah trutama organisasi militernya.
Selanjutnya kita lihat bagaimana Bangsa Norsemen yang bankit dan melakukan ekspansi. Ingris, Prancis dan Jerman adalah tujuan utama. Di Inggris yang memiliki banyak kerajaan berangsur-angsur dapat dikuasai oleh Denmark. Meskipun pada zaman Al Fred yang Agung mereka mengalami perlawanan yang hebat akan tetapi Raja Denmark Canute berhasil menaklukannya. Penerangan orang Norman ke Prancis beramaan dengan Denmark yang menyerang Inggris. Selanjutnya orang Bar-Bar Menyerang Jerman, Kemudaian Bergerak ke Prancis untuk menjangkau Itali. Dari Beberapa rangkaian penyerangan yang dilakukan oleh orang norman yang terbagi nebjadi tiga dan seluruhnya berhasil memperokporandakan tiga kekuasan besar di Eropa saat itu. Dari itu yang dapat dilihat sebagai bahan yang sangat yang penting yakni bagaiana kemudian konstitusi dinegara yang takluk dan terjajah tadi. Hal ini akan lebih panjang dibahas pada masalah reaksi yang kedua berikut.
Reaksi kedua dapat kita gambarkan bagaimana para individu melawan otoritas hokum. Hamper tidak ada penghrmatan yang Nampak serta tidak adanya eksistensi dari persemakmuran maupun dinegara mereka sendiri. Bagaiman seharusnya kewajiban setiap warga Negara yang bebas, wewenagn wakim untuk member keputusan pengadilan, pangeran dari sebuah propinsi untuk memimpin pengadilan, dan perhatian terhadap hokum sebagaimana mestinya sama sekali tidak Nampak. Hal ini disebabkan karena orang bar-bar yang merasa jaminan kebebasan terhadap suatu organisasi ataupun orang lain tidak bias diandalkan. Mereka masih percaya pad lahiriah yang mereka bawa. Akhirnya kekuatan organisasi pemerintahan pada saat itu tidak ada terutama di Jerman yang memang semistinya harus direstorasi. Mereka menganggap kekuasaan yang mereka bawa merupakan benefikum yang bias diwariskan.
Semenjak kekuatan individu menjadi kekuatan mayoritan dimana kebutuhan diharapkan bpada masing-masing individu, semanat perang tidak lagi membawa atas nama Negara melainkan demi perlindungan dan kelangsungan hidup individu, betul-betul suatu zaman kebodohan. Diberbagai tempat Nampak beberapa kastil dan benteng dibangun guna kepentingan individu meski harus menjarah tirani. Otoritas politik banyak hal yang diabaikan, disitulah otoritas individu ditetapkan dengan munculnya keuskupan. Melihat hal tersebut, maka otomatis kehidupan social juga bersifat individu dengan satu tujuan kembalinya seorang Raja berdaulat dengan pertalian darah yang jelas.
Hal lain yang tidak kalah menariknya soal hal diatas, yakni bagaiman keruntuhan konstitusi pemerintahan di Prancis akibat lemahnya pengaruh raja terhadap para individualism. Feodalisme semakin meraja lela disaat para bangsawan semakin semena-mena terhadap rakyat kecil dengan perlindungan kekuasaan raja yang mudah diatur akbat lemahnya otoritas. Meskipun Raja melarang putranya untuk bertahta, akan tetapi situasi memaksa waris tahta tetap berjalan. Tak heran jika Prancis yang terbagi atas banyaknya kerajaan dan sama kuat dan lemahnya. Bias dikataka kekuatan Raja dibawa setingkat dari pengaruh Bangsawan. Inggris Itali mengalami keadaan dan siuasi yang sama dijerman. Jadi pada masa ini bias dikatakan bahwa semua hak lenyap dihadapan kebesaran individu, karena persamaan hak dan legilasi rasional. Disitu otoritas politik dari Negara yang terawasi tidak ada.
Rekasi yang ketiga adalah bagaiman unsure spiritualdalam hal ini gereja memegang pengaruh yang sangat penting. Dalam rekasi ini semua hal dilarikan pada urusan spiritual. Meskipun demikian perlu dicamkan bersama bahwa dalam ruh gereja kekeristenan telah terhasut oleh roh-roh jahat. Di abad kesebelas rasa takut akan kehancuran dunia dan penyeretan kepengadilan tinggi menjadi ketakutan yang meliputi hamper seluruh eropa. Karena produk doktrin tersebut semua orang menyerahkan idup pada gereja dan melakukan penebusan dosa secara terus-menerus. Hal ini menjadikan pihak gereja semakin kaya melalui fikiran jahat tentang halusinasi melalui sumbangan dan warisan. Kejahatan dan pelanggaran ham sangat Nampak pada saat-saat gereja berkuasa. Bagaiman penjualan daging manusia yang terjerat hokum pengadilan tinggi semakin marak dijual, pelampiasan nafsu kejahatan apasaj bentuknya meraja lela.
Di Itali sebagai pusat keristen menampilan sifat yang sangta revolusioner.setiap kebaikan baik asing zaman itu, akibatnya kebaika virtus kehilangan baik makna yang sebenarya. Dalam pemakaian umum itu mengacu pada kekerasan dan penindasan, seringkali merajuk pada kebiadaban nafsu seksual. Semaua harus pada sumpah kesesatan produk tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab akan tetapi berkuasa di gereja. Perbedaan pendeta dan biarawan hamper tidak ada. Biarawan dipaksa untuk bersumpah. Yang bersumpah akan mendapatkan tanah milik gereja untuk diolahnya, disinilah para bangsawan semakin berkuasa. Keuskupan adalah jabatan kekuasaan paling strategis lewat pengaruh gereja.
Ada beberapa tindakan perlawanan dan usaha merubah kekuasaan sekuler gereja. Terutama dari para paus-paus yang sebenarnya tidak memilki pengaruh yang kuat. Oleh karena itu Paus-Paus berupaya untuk merubah kekuasaan itu dan menjadikan semua Paus memiliki pengaruh terutama dalam mengatur kepemilikan tanah diwilayahnya, yang semula hanya terbatas pada kekuasaan gereja pusat di Italy. Dari segi spirirual manusia ddigeneralitaskan oleh putusan gereja, dan dengan prinsip yang sama manusia diputuskan dari yang kudus.
Umat harus melakukan sumpah kesucia, kemiskinan, dan kepatuhan menghasilkan sesuatu yang mereka anggap sangat bertentengan dengan apa yang ada. Atas dasar iu, gereja zaman pertengahan menunjukan manipol kontradiksi diri. Hal ini pula berdampak pada Negara yang hidup dengan penuh kontradiksi.
2. Perang salib.
Jikalau pada pembahasan sebelumnya kita mengangkat bagaiman gereja mampu menjadi kekuatan sekaligus keekuasaan di Eropa. Ajaran tentang gereja setidaknya sudah sangat mantap, filsafat dizamannya maupun yang lain tidak bias berkembang kecuali bila ia melarikannya secara intelektualsehigga ada kepuasan akibat memiliki pikiran. Sekarang kita membahas bagaiman perang salib. Yang menjadi factor yang memicu pihak gereja dalam hal ini Kristen menyuarakan perang terhadp timur karena mereka merasa tidak utuh karena tempat tanah suci dalam hal ini makam kristus tidak dipihak mereka. Akhirnya sekali lagi barat bertempur melawan timur seperti apa yang terjadi pada masa yunani menyerang pulau kreta.
Permulaaan yang pertama dan langsung dari perang salib yakni dimulai dibarat sendiri. Ribuan orang Yahudi terbunuh, dan kekayaan mereka dirampas, stelah pembukaan mengerikan ini Kristen kemudian merapatkan barisan. Biarawan dan para peterpertama menjadi penunjuk arah untuk mencapai arah yang dituju yakni konstantinopel. Dalam perjalanan mereka banyak melakukan perampokan dan penjarahan. Setelah berhasil menguasai tanah suci, Kristen menjadi konstitusi yang utuh dengan Jerusalem sebagai pusat.
Perang Salaib dengan jenis yang lain, sedikit berhubungan dengan sifat perang dengan tujuan kemenangan sekuler semata-mata sekaligus melibatka kepentingan religius, yakni pertempuran yang terjadi antara Spanyol dengan Saracen. Hal penting selanjutnya yakni begaiman melalui perang salibGereja memperoleh atau mencapai penyelesaian atas otoritasnya: telah mencapai perbuatan yang tidak wajar terhadap agama ataupun pada ruh Ilahi. Ia mengubah prinsip kebebasan Kristen dengan perbudakan yang salah dan amoral terhadap jiwa manusia. Lebih parahnya lagi dalam pelaksanaanya sangat jauh dari pembebasan prilaku dan kekerasan yang melanggar hokum serta mengantikannya dengan aturan kebaikannnya sendiri, ia bahkan telah menekankannya untuk melayani otoritas kerohanian. Didalm perang salib Paus memimpin kekuatan sekuler sedangkan raja kedudukannya lebih rendah. Saat ini kebiadaban sangat terlihat gerakan-gerakannya sangat menyengsarakan.
Gerakan ini pertama-tama mendirikan ordo biara dan keksatriaan yang kuat, tujuannya untuk mengoptimalkan pelaksanaan aturan hidup yang secara tegas diperintahkan oleh gereja pad anggotanya. Penolakkan terhadap kekayaan, kebebasan, tanah milik, kesenangan yang ditetapkan oleh gereja adalah pencapain kekuasaan tertinggi, harus menjadi kenyataan bukan hanya sekedar pernyataan.
Selanjutnya gerakan kedua yang mengarah keilmuan, akan tetapi asl-usulnya sebenarnya sama. Perkembangan pemikiran universalia abstrak kini telah menjadi umum. Asosiasi fraternal itu sendiri memiliki tujuan umum, didalam pelayanannya kepada para anggotanya yang terdaftar, menunjuk kepada fakta pada bahwa suatu prinsip umum mulai diketahui, dan berangsur-angsur menjadi sadar akan kekuatannya. Pikiran pertama-tama mengarah pada teologi yang kemudian menjadi ilsafat atas nama alam ketuhanan Skolatik.
3. Peralihan Dari Feodalisme ke Monarki.
Fenoma yang dijelaskan diatas mengarah kearah satu perinsip umum, sebagaian berupa orde subjektif, sebagian lagi berupa orde spekulatif. Namun sekarang kita harus mengarahkan perhatian pada pergerakan politik praktis dari periode tersebut. Kemajuan dariaspektersebut menimbulkan fek yang negative, sejauh itu meliputi penghentian kekuasaan angan-angan individu dan pengisolasian kekuasaan aspek afermatifnya yakni lahirnya otoritas yang tertnggi dan kekuasaannya meliputi segalanya adlah kekuasaan polotik warga Negara menikmati persamaan hak, dan disitu kepentingan individu ditempatkan lebih rendah dari kepentingan umum. Ini menunjukkan kemajuan dari feodalisme kearah monarki. Prinsip monarki mengimpilkasikan sebuah otoritas yang tertinggi, namun itu adalah otoritas yang mengatasi peribadi yang tidak memiliki kekuata untuk menopang angan-anagan mereka. Karena monarki adalah kesatuan politik yang emilki tujuan nyata demi kemajuan.

Arsitektur Cina

A. Pengantar
Satu etnis bangsa satu kebudayaan, dari kebudayaan yang bergam itu didalamnya terapat suatu peninggalan berupa peradaban yang menyisahkan bangunan sebagaisaksi bisu. pula. Dari sekian banyak perdaban yang telah menghiasi sejarah panjang didunia ini, kita bisamelihat satu sisi dari peninggalan peradaban yang beragam tersebut yaitu arsitektur. Diantara kita pasti banyak yang mengenal peradaban, mesir kuno, Kereta, Cina, Mesopotania, dan banyak perdaban-perdaban lainnya.
Jika di Mesir dikenal dengan peramida dan patun spinx-nya, Pulau kereta dengan istana kerajaan-nya, maka di Cina dan asia Timur kita dapat melihat peninggalan-peningalan bangunan seperti; Kuil Atau Klenteng, Tembok Raksasa, Pagoda, Istana Kerajaan, hingga Mesjid. Pada peninggalan-peninggalan berupa bangunan tersebut kita bias melihat serta mengkaji bagaiman arsitektur dari bangunan-bangunan yang menjadi salah satu peninggalan dari peradaban Cina dan Asia Timur.
Sama halnya dengan Perdaban Mesir ataupun Mesopotania dimana timbulnya sutu perdaban itu tidak lepas dari pengaruh adanya suatu sungai yang menjadi taraf nadi dari perdaban tersebut. kalau di Mesir ad sungai Nil, maka di Cina terdapat Sungai Hoang Ho. Untuk mudahnya, umumnya sutu zaman itu dibagi kedalam beberapa kekaisaran atau dinasti kaisar. Secara teoritis kebudayaan Cina dapat diungkap setidaknya sampai kurang lebih 2000 tahun sebelum masehi, akan tetapi untuk peninggalannya terutama arsitektur dapat kita lihat jauh setelahnya itu. Hal ini disebabkan karena bangunan yang terbuat dari kayu tidak akan mungkin bertahan sampai beribu-ribu tahun lamanya. Untungnya pengaruh dari luar yang tidak terlalu pesat masuknya ke Cina sehingga kebudayaan Cina termasuk arsitektur hingga revolusi Cina seakan-akan keadaannya dari dulu hingga abad ke-18 masih sepertio berates-raus tahun lamanya.




B. Pembahasan
Kebudayaan cina pada awalnya hanya menganggap seni lukis sebagai seni lukis sebagai ‘fine arts”. Skluptur dan arsitektur adalah pekerjaan tukang dan “kraft men” . keindahan lebih dieratkan pada kedekatan alam. Arsitektur hanyalah keharusan bagi manusia tampa memperhatikan keindahannya. Karena pada awalnya arsitektur hanya dipandang sebagai keharusan maka tidak heran jika bangunan tempat tinggal dan tempat ibadah atau keagamaan. Dalam artian bentuk rumah, tempat ibadah, kuburan, kuil, baik besar maupun kecil hanya berdasar pada denah.
Untuk perdaban Cina dan Asia Timur pada umumnya, berbicara arsitektur berarti berbicara mengenai atap bangunan tersebut. ini disebabkan karena pada arsitektur Cina dan asia Timur pada umumnya, karena ataplah yang diistemawakan, semua keindahan bentuk dikerahkan pada bagian ini. Untuk urusan bahan bangunan, atap tetap menjadi bagian arsitektur yang diistemakan karena jika tiang dan dinding hanya terbuat dari kayu, maka bagian atap terbuat dari tanah liat yang telah dibakar, tegel-tegel yang diglasir dan diberi warna sesuai apa yang dilambangkannya. Adapun pelambanagan dari warna yang dimaksud seperti pada zaman dinasti Tsyou tahun 1027-222 SM sebagai pembeda derajat social masyarakat. Merah untu melambangkan istana , hitam melambangkan pemilik rumah adalah ningrat, hijau laut pejabat tinggi, kuning untuk pejabat rendah, dan rakyat tidak boleh member warna apa-apa. Hal lain kemudian mengapa atap dijadikan sebagai unsur arsitektur yang paling penting karena alas an dinding hanyalah sebagai penghalang dari penglihatan sedangkan atap adalah pelindung dari segalanya serta merupakan lambing kemegahan sutu bangunan. Adpun penempatan arah dari atap rumah sangat bergantung pada arah mata angin dan norma pembangunan. Jalan-jalan utma ditempatkan di utara, selatan dan timur, barat. Semua banguan penting dibangun di selatan, serta untuk arwah dibangun diempat penjuru kompas.


Arsitektur Pada Bangunan Rumah
Suatu bangunan rumah, konsep denahnya ialah beberapa bangunan yang dibatasi oleh taman. Bangunan utama berada disumbu utara dan selatan, ditempat yang ditinggikan dari yang lainnya. Sebuah interior rumah diatur tertib letak meja, bangku, lemari dan sebagainya. Khusus untu tempat tidur diberi ukiran serta warna yang megah karena merupakan perabot yang sangat penting. Pitu dan jendela merupakan unsur penambah dalam bangunan jadi penempatannya bebas. Taman yang dibagi sesuai dengan kegiatan, akan tetapi diatur dengan seni yang tinggi. Patung-patung adalah perabot selanjutnya yang biasanya ditempatkan dikebun.
Arsitektur Pada Bagunan Kuil
Dari beberapa bangunan tempat ibadah dalam hal ini kuil, ada beberapa bangunan yang dapat kita jadikan contoh untuk mewakili arsitektur kuli di Cina dan Asia Timur pada umumnya. Kuil-kuil tersebut adalah Kuil Chien Tien (Kuil Sorga). Pada arsitektur kuil ini bentuk denahnya lingkaran. Atapnya bersusun tiga dan berwarna biru tuah sesuai dengan filosof agama budah mengenai angka tiga sebagai angka yang suci serta melambangkan tahap-tahap penciptaan manusia. Kuil ini dibangun pada tahun 1420 M oleh Chien Lung. Kuil ini menghadap keselatan. Adapun kuli-kuil lain bentuknya hamper sama dengan kuil sederhana pada umumnya, yakni yang atapnya hanya satu susun. Biasanya dalam kuil terdapat bangunan pagoda atau menara untuk penyimpanan patung.
Arsitektur Pada Bagunan Istana
Ada corak arsitektur tertentu yang disediakan untuk Kaisar Negeri China. Yang paling nyata adalah pekerjaan ubin atap yang kuning; kuning adalah warna kerajaan, ubin atap yang berwarna kuning masih menghiasi kebanyakan dari bangunan di dalam Kota besar Yang terlarang itu Kuil Surga, bagaimanapun, menggunakan pekerjaan ubin atap biru untuk menandakan langit. Kolom Kaku Kayu dari bangunan, seperti halnya permukaan dari dinding, cenderung di cat merah di dalam warna pekerjaan ubin atap kuning dan dinding merah gambaran kota besar terlarang terlihat dari bangunan di bawah salju Ukiransembilan naga di dinding Ular naga Cina, suatu simbol lencana yang disediakan dalam rejim kerajaan, berat dan digunakan pada arsitektur kerajaan letaknya pada atap, pada balok dan tiang, dan pada pintu Hanya bangunan yang digunakan oleh keluarga kerajaan yang diijinkan untuk mempunyai sembilan gan ( ruang antara dua kolom) hanya gerbang yang digunakan oleh Kaisar bisa mempunyai lima bangunan melengkung, dengan satu pusat, tentu saja yang disediakan untuk Kaisar.
Peramalan dengan angka sangat mempengaruhi Arsitektur Kerajaan, karenanya penggunaan angka sembilan banyak terdapat dalam konstruksi sembilan adalah angka yang terbaik bagi mereka ) dan memberi alasan mengapa Kota besar Yang terlarang di Beijing dikatakan kepada mempunyai 9,999. Yang menurut dongeng ada 10,000 ruang di dalam surga. Pentingnya arah timur. Arah dari peningkatan matahari) di dalam mengorientasikan dan mendudukkan bangunan Kerajaan adalah suatu format ttg pemujaan matahari dan ditemukan di dalam banyak kultur jaman kuno, di mana seorang penguasa harus sejajar dengan garis Matahari.
Ada corak tertentu yang umum dalam Arsitektur Cina, dengan mengabaikan daerah spesifik atau penggunaan. Yang paling utama dalam gaya arsitektur china adalah penekanannya pada bidang horisontal, khususnya pada panggung yang berat dan suatu atap yang luas dan terlihat mengapung di atas dasar tanah, dengan dinding yang berpola vertikal. Begitu berlawanan dengan Arsitektur Barat, yang mana cenderung untuk berkembang dalam tinggi bangunan dan kedalaman bangunan, Arsitektur Cina menekankan pada dampak visuil dari jarak menyangkut bangunan tersebut
Aula dan istana di dalam Kota besar yang terlarang, sebagai contoh, mempunyai pagu/langit-langit yang agak rendah manakala dibandingkan ke padanan bangunan yang mengesankan di dalam Arsitektur Barat, tetapi penampilan yang eksternal mereka cenderung alami dan menceritakan tentang Kerajaan. Ini tentu saja tidak berlaku bagi pagoda, yang setidak-tidaknya secara relatif jarang menampilkan kesan alam daerah China. Ide ini telah membuka jalan menuju Arsitektur Modern, yang didesain oleh Arsitek Jørn Utzon.
Corak penting yang lain adalah penekanan pada simetri, yang berarti suatu perasaan, pengertian dan kehebatan ini berlaku dari istana hingga ke rumah petani. Satu perkecualian terkemuka adalah di dalam perancangan kebun, cenderung asimetri dan bukan simetri. Seperti Lukisan gulungan Cina, prinsip yang mendasari komposisi kebun akan menciptakan arus yang kronis. Bangunan Cina dapat dibangun baik dengan warna merah maupun batu bata abu-abu. Tetapi struktur kaku dari kayulah yang paling umum; karena kayu lebih mampu untuk menahan gempabumi, tetapi peka terhadap api. Atap Bangunan Cina pada umumnya dibengkokkan, ada penggolongan tegas tentang yang berbeda jenis nok atap, hampir sama dengan lapisan kayu tiang sejajar rancangan klasik Eropa. Warna-warna tertentu, angka-angka dan arah utama di dalam Arsitektur tradisional Cina mencerminkan kepercayaan di dalam masyarakat China, di mana sifat alami dari alam adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihubungkan dengan suatu prinsip atau Tuhan. Walaupun Tradisi Barat secara berangsur-angsur mengembangkan tubuhnya dari literatur Arsitektur. Tetapi sedikit sekali ditulis dalam sejarah China, dan teks yang paling awal, " Kaogongji", tidak pernah diperdebatkan. Bagaimanapun, gagasan tentang keselarasan kosmis dan order dari kota besar pada umumnya ditafsirkan pada paling dasar dari masyarakat cina, maka suatu reproduksi " yang ideal" kota besar tidak pernah hidup. Beijing yang direkonstruksi sepanjang 16th dan 15th adalah contoh yang baik dari perencanaan kota Cina tradisional.
Tembok Raksasa

Tembok Besar dibangun dengan batu besar disisipi dengan tanah dan batu pecahan. Tingginya kira-kira 10 meter dan lebarnya kira-kira 5 meter, cukup untuk 4 ekor kuda berjalan berdampingan. Dengan demikian, sangat mudah untuk manuver tentara dan pengangkutan bahan pangan dan senjata. Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga untuk naik turun.
Tembok Besar disambung dengan benteng atau menara api setiap sektor, di mana tersimpan senjata dan bahan pangan. Benteng dan menara api itu digunakan sebagai tempat istirahat bagi prajurit pada waktu damai dan sekaligus merupakan kubu pertahanan untuk menangkis serangan musuh pada waktu berperang. Selain itu, begitu diketahui terjadinya agresi musuh, di menara api itu akan dinyalakan api pada waktu malam dan asap pada siang hari sehingga kabar tentang serangan musuh dapat tersebar ke seluruh negeri dalam waktu dekat.
Di sektor penting Tembok Besar, misalnya lintasan strategis, celah gunung dan perbatasan gunung dengan laut biasanya dibangun loteng gerbang besar. Loteng-loteng gerbang itu tidak hanya kelihatan megah, tapi juga mencerminkan seni arsitektur cemerlang zaman kuno Tiongkok. Sekarang sebagian loteng gerbang itu telah berubah menjadi obyek wisata, misalnya Loteng Gerbang Shanhaiguan di ujung timur Tembok Besar yang dijuluki sebagai loteng gerbang nomor satu Tiongkok dan Loteng Gerbang Juyongguan sektor Badaling Tembok Besar di sekitar Beijing. Fungsi Tembok Besar sebagai kubu pertahanan militer sekarang sudah tidak ada lagi, namun keindahan arsitekturnya tetap sangat mengagumkan.
Keindahan Tembok Besar tercermin pada kemegahan, kekuatan dan kebesarannya. Melepas pandang dari tempat jauh ke Tembok Besar, tembok besar tinggi yang memanjang selama ribuan kilometer itu tampak serupa naga mahabesar yang menggeliang-geliut menyusuri pegunungan; jika dilihat dari jarak dekat, maka tembok itu penuh dengan daya tarik seni dengan arsitekturnya yang aneka ragam. Tembok Besar adalah hasil jerih payah yang dibasahi keringat dan darah serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Betapa beratnya proyek pembangunan Tembok Besar pada zaman kuno yang masih rendah tenaga produktif memang sulit dibayangkan.

C. Kesimpulan
Sama halnya dengan Perdaban Mesir ataupun Mesopotania dimana timbulnya sutu perdaban itu tidak lepas dari pengaruh adanya suatu sungai yang menjadi taraf nadi dari perdaban tersebut. kalau di Mesir ad sungai Nil, maka di Cina terdapat Sungai Hoang Ho. Untuk mudahnya, umumnya sutu zaman itu dibagi kedalam beberapa kekaisaran atau dinasti kaisar. Secara teoritis kebudayaan Cina dapat diungkap setidaknya sampai kurang lebih 2000 tahun sebelum masehi, akan tetapi untuk peninggalannya terutama arsitektur dapat kita lihat jauh setelahnya itu. Hal ini disebabkan karena bangunan yang terbuat dari kayu tidak akan mungkin bertahan sampai beribu-ribu tahun lamanya. Untungnya pengaruh dari luar yang tidak terlalu pesat masuknya ke Cina sehingga kebudayaan Cina termasuk arsitektur hingga revolusi Cina seakan-akan keadaannya dari dulu hingga abad ke-18 masih sepertio berates-raus tahun lamanya.
Untuk perdaban Cina dan Asia Timur pada umumnya, berbicara arsitektur berarti berbicara mengenai atap bangunan tersebut. ini disebabkan karena pada arsitektur Cina dan asia Timur pada umumnya, karena ataplah yang diistemawakan, semua keindahan bentuk dikerahkan pada bagian ini. Untuk urusan bahan bangunan, atap tetap menjadi bagian arsitektur yang diistemakan karena jika tiang dan dinding hanya terbuat dari kayu, maka bagian atap terbuat dari tanah liat yang telah dibakar, tegel-tegel yang diglasir dan diberi warna sesuai apa yang dilambangkannya. Adapun pelambanagan dari warna yang dimaksud seperti pada zaman dinasti Tsyou tahun 1027-222 SM sebagai pembeda derajat social. Arsitektur Cina dan asia Timur dapat kita lihat pada arsitektur bangunan seperti kuil, istana, rumah dan Tembok Besar Cina.

Arsitektur Cina
Oleh:
Andri Efendi: (F811 08 253)

Jurusan Ilmu Sejarah
F I B - UH

Makassar
2010

Dinamika Politik Di Jawa Tahun 1900-1942

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah. Kata tersebut merupakan kata yang paling cocok untuk mengungkapkan bagaimana kesyukuran kami setelah mampu menyelesaikan makalah ini. Terima kasih banyak terhadap teman-teman satu kelompok yang telah bersama berusaha untuk menyelesaikan makalah ini. Terima kasih pula tak terlupakan dihaturkan pada dosen kita Pa. Amrullah yang memmeberi bimbingan bagaiman makalah ini bias terselesaikan.
Selanjutnya, sebagai umat manusia yang sadar betul akan ketidak sempurnaannya juga mengakui bahwa dalam megerjakan sampai menyelesaikan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dari berbagai bagian. Olehnya itu kami harapkan pada pembaca agar kiranya setelah membaca makalah ini dan menemukan ketidak cocokan ataupun kekurangan lain dalam pengolahan dan pembahasan fakta sejarah ini, member keritikan maupun sarannya kepada penyususn untuk perbaikan makalah ini. Terima kasih banyak.

Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………………………………….i
Kata Pengantar …………………………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
1. Pengertian Sejarah, Politik, dan Sejarah Politik …………………………1
2. Batas Temporal dan Spasial …………………………………………………1
3. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………2
BAB II Pembahasan
1. Kebijakan Politik Pemerintah Hindia Belanda. …………………………3
Politik Etis …………………………………………………………………5
2. Lahirnya Pergerakan Politik Dengan Semangat Nasionalisme dan Berorientasi pada Perwujudan Cita-Cita Bangsa.
A. Emansipasi Wanita …………………………………………………6
B. Budi Utomo …………………………………………………6
C. Sarekat Islam …………………………………………………7
D. Indische Partij (IP) …………………………………………………7
E. Kongres Pemuda Dan Sumpah Pemuda ………………………...8
F. Organisasi Pemuda dan Kepanduan ………………………...9
G. Organisasi lokal dan Regional ………………………...9
H. Gerakan Rakyat Indonesia ………………………..10

3. Lahir dan Berkembangnya Partai-Partai Politik Di Tanah Air.
A. Partai Komunis Indonesia (PKI) ……………………………….11
B. Partai Nasional Indonesia (PNI) ……………………………….12
C. Partai Indonesia (PI) ……………………………………………….12
4. Respon Masyarakat Hindia Belanda Terhadap Kebijakan Poitik Pemerintah Hindia Belanda ……………………………………………………….13
BAB III Kesimpuan ………………………………………………………………………14
Indeks ……………………………………………………………………………….16
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….18

BAB I
Pendahuluan

1. Pengertian Sejarah, Politik, dan Sejarah Politik.
Sejarah ialah sebagai masa lampau manusia dan persekitarannya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku . Sedangkan usaha untuk mencapai kekuasaan dan membawa tujuan untuk masyarakatnya adalah suatu politik . Berdasarka pengertian diatas, maka dapat disimpulkan sejarah politik merupakan peristiwa masa lampau mengenai peristiwa yang berkaitan dengan usaha serta kebijakan untuk kemaslahatan masyarakat banak dalam suatu wilayah.

2. Mengapa Harus Tahun 1900-1942 dan Mengapa Harus Jawa Yang Dibahas.

Selanjutnya salah satu elemen yang sangta penting dalam membahas sejarah, yakni harus jelasnya batas temporal dari ruang lingkup yang akan dibahas . Mengapa demikian, perlu diketahui bahwa membahas sejarah, sejarah politik misalnya ruang lingkupnya sangatluas. Bayangkan saja jika kita harus membahas bagaiman dinamika politik yang sudah nampak saat masih zaman kerajaan hingga saat ini, butuh waktu berapa lama, selain itu pembahasan tidak akan terfokus. Selanjutnya dalam pembahasan dinamika sejarah politik dibatasi dari tahun 1900 sampai 1942.
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah mengapa periode tahun 1900 sampai 1942 yang dipilih. Maka jawaban yang mungkin tepat adalah pernyataan yang mengatakan bahwa apasih yang tidak dialami bangsa ini pada periode tersebut. Carut marut pemerintahan kolonial serta peralihan kekuasan yang silih berganti antara berbagai imperium kolonial, awal lahir bangkitnya organisasi yang bersifat nasionalisme dalam tujuan kebangkitan nasiona, dinamika keagamaan terutama Islam, pengaruh komunis, politik etis, hingga awal datangnya Jepang adalah rangkaian peristiwa sangat penting dalam mewarnai sejarah panjang bangsa ini. Khusus dinamika sejarah politik yang sangat penting untuk dilihat yakni bagaiman politik etis, kebagkitan nasional serta pergerakan nasional, bagaimana pemerintahan kolonial yang berada dalam masa-masa akhir, Serta dinamika partai politik.
Untuk pemilihan wilayah pembahasan dikhususkan pada daerah Jawa. Mengapa demikian?, karena rentetan dan dinamika sejarah, khususnya dinamika berpolitik ditemui dihampir seluruh pelosok nusantara sejak masih berciri kerajaan. Akan tetapi dalam pembahasan ini, akan dikhususkan untuk mengggali bagaiman dinamika politik yang terjadi di tanah Jawa. Selain Jawa menjadi pusat pemerintahan Belanda, di Jawalah yang paling mengalami hampir semua kebijakan pemerintah belanda khususnya dibidang politik menjadi alas an selanjunya pembahasan dikhususkan melihat dinamika politik pada tahun 1900 sampai 1942 ini.

3. Tinjauan Pustaka

Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Suhartono yang berjudul Sejarah Pergerakan Nasional adlah buku acuan yang dipakai dalam melihat bagaimana dinamika politik yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa pada periode 1900 hingga 1942. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana kehidupan politik yang mulai Nampak dari pergerakan nasional yang depelopori oleh organisasi-organisasi kepemudaan dan agama. Selanjutnya Suhartono memaparkan bagaiman sepak terjang dari organisasi tersebut hingga masuknya kedalam kancah perpolitikan di Indonesia. Buku lain dipakai seperti buku yang ditulis oleh Bernard. H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia terutama bab 15 dan 16 yang membahas mengenai berakhirnya kolonialisme yang tergantikan oleh lahirnya suatu bangsa. Sejarah Indonesia Modern yang ditulis oleh M.C. Ricklefs juga sangat membantu dalam melihat dan membahas situasi polotik di Indonesia khususnya Jawa pada periode ini. Adapun buku-buku lain yang dipakai sseperti buku yang ditulis oleh Prof.Dr. Slamet Muljana, Kesadaran Nasional dari kolonialisme sampai kemerdekaan, HM. Nasaruddin Anshoriy CH, Bangsa Gagal, mencari identitas kebangsaan, Manusia di Panggung Sejarah yang ditulis oleh Kholid O. Santoosa. Buku-buku yang mengisahkan biografi tokoh-tokoh politik bangsa seperti Pemikiran Politik Soetan Sjahrirdan Partai Sosialis Indonesia yang ditulis oleh P.Y Nur Indro, Sukarno dan Nasakom yang ditulis oleh Nurani Soyomukti, dan buku Mohammad Hatta Biografi Singkat1902-1980 yang dtulis oleh Salman alfrizi juga sangat membantu dalam pembahasan ini.

BAB II
Pembahasan

1. Kebijakan Pemerintah Belanda Di Bidang Politik.
Untuk measuk dalam periode 1900-1942, maka sebagai acuan terlebih dahulu kita harus melihat peristiwa apa yang terjadi sebelum periode tersebut. Dalam hal kebijakan politik Pemerintah Belanda pada tahun 1900-1942, maka akan lebih baik jika kita mengetahui kebijakan politik apa yang dijalankan oleh Pemerintah Belanda sebelumnya.
Seperti yag kita ketahui besama bahwa dari tahun 1800 sampai tahun 1900, Pemerintah Hindia Belanda menjalankan Politik Konservatif. Dimana saat itu Pemerintah Belanda yang baru mengambil alih kekuasaan dari VOC yang gulung tikar pada tahun 1799, dan langsung dihadapkan pada situasi yang sangat tidak menentu di Hindia Belanda. Saat iu Pemerintah Belanda melakukan eksploitasi ekonomi dan penetrasi politik dengan politik konservatifnya
Setelah polotik konservatif dianggap gagal maka Selanjutnya politik yang dijalankan adalah politik liberal yajni sejak tahun 1870 hingga tahun 1900. Politik ini dalam perkembangannnya dapat meningkatkan ekonomi pemerintah. Dengan memanfaatkan kaum liberal dalam hal ini pemanfaatan lahan dengan melibatkan pemilik modal pemerintah Belanda dapat memperbaiki sumber pemasukan devisa Negara, bahkan melimpah. Dari masalah masyarakat Hindia Belanda khususnya Jawa, pekerja sedikit diringankan oleh politik inimeski tidak sepenuhnya terlepas dari belenggu penyiksaan, karena pada kenyataan masih terjadi hal-hal penindasan dari kebijakan politik liberal ini .
Belanda yang sudah cukup lama menjajah Nusantara diakhir-akhir masa berkuasanya mengalami masalah bagaimana menjalankan politik selanjutnya. Terjadi perdebatan antara golongan-golongan politik Belanda mengenai bagaimana mengeksploitasi koloni. Antar golongan politik saling menyerang satu sama lain. Baik itu golongan libera yang sudah dianggap kuno diserang oleh golonga politik konservatif yang mencoba memberi keuntungan bagi pihak terjajah maupun pihak yang menjajah, sedangkan golongan etis yang baru muncul dan membawa pemikiran kekinian juga menyerang golongan politikkonservatif, dan akhirnya memenangkan perseturuan antar golongan politik di Belanda saat itu . Dari dua macam dinamika politik yang terjadi sebelum periode 1900-1942 diatas diharapkan menjadi acuan maupun perbandingan untuk melihat sejauh mana dinamika politik di Jawa pada periode yang dimaksud.
Politik Etis 1900-1942.
Kelanjutan dari penjelasan diatas dimana politik etis adalah golongan pemenang dari perseturuan antara golongan-golongan politik di Belanda. Sebagai golongan pemenang. Golongan etis pada waktu itu juga sedang menanjak nama dan perjuangannya menuju kesejahteraan koloni dan hal ini berkaitan erat dengan tugas sucinya ingin merealisasikan White man’s burden .
Politik etis muncul karena perdebatan antara golongan-golongan politik Belanda mengenai bagaimana dan dengan cara apa mengeksploitasi koloni tidak kunjung selesai. Adanya golongan terjajah dan dijajah dimana pihak terjajah tinggal terbelakang. Selanjutnya politik liberal itu tidak lepas dari kritikan golongan etis yang tengah muncul di panggung politik. Sebagai golongan baru yang mewakili zamannya maka idenya disesuikan dengan kepentingan zaman. Eksploitasi dan kesejahteraan koloni harus dilakukan bersama tanpa berat sebelah
Golongan etis sedang menanjak namanya dan perjuangannya menuju kesejahteraan koloni dan hal ini berkaitan dengan hasrat untuk menikkan harkat kemanusiaan penduduk koloni
Di dalam tulisan Van De Venter dalam sebuah majalah yaitu De Gids tahun 1899dengan judul “Een Eereschuld” atau hutang kehormatan karena bantuan bangsa Indonesia atas kekosongan kas Belanda sebagai akibat dari Perang Diponegoro dan perang Kemerdekaan Belgia. Dengan kata lain orang Indonesia telah membantu Belanda memulihklan keuangan. Dengan demikian maka sewajarnyalah bila kebaikan budi orang Indoesia itu dibayar kembali. Menurut Van De Venter “Hutang Budi” harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan dengan triasnya yang terkenal yaitu Irigasi, Edukasi dan Emigrasi.

2. Lahirnya Pergerakan Politik Dengan Semangat Nasionalisme dan Berorientasi pada Perwujudan Cita-Cita Bangsa.
A. Emansipasi Wanita
Pengertian Emansipas terkandung dalam jiwa wanita pada waktu itu ialah keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan darikungkungan adat. Di kalangan priyai gedhe, terdapat keinginan untuk melakukan perubahan keadaan untuk melepaskan adat yang menjadi pengekang kebebasan wanita. Meningkatnya kedudukan dan martabat seorang istri diupayakan agar kedudukannya sejajar dengan suaminya dan sebagai seorang ibu yang dapat mendidik anaknya di rumah.
Pelopor dari gerakan ini adalah “R.A. Kartini, ia menyerukan agar bangsa Indoneesia diberi pendidikan, khususnya kepada wanita karena mereka yang memikul tugas suci. Buah pikiran dari R.A. Kartini tersebut terdapat dalam surat-suratnya “Habis Gelap Terbitlah Terang. Kunci gerakan Emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A Kartini adalah idealismenya yang tinggi dan suci, dimanaidealiseme ini muncul dari pergaulan Kartini dan pemahaman kebudayaan Barat. Oleh karena harus berpartisipasi dalam kemajuan dan menolak konservatisme, untuk mencapai itu semua Kartini minta “agar bangsa jawa diberi pendidikan”karena pendikan merupakan persoalan pokok pada masyarakat Indonesia. Pendidikan bukan hanya ditujukan untuk kaum laki-laki akan tetapi juga kaum wanita
B. Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo muncul karena situasi social ekonomi di Jawa pada abad 19 yang semakin buruk karena eksploitasi kolonial trasdisional, liberal dan etis. Semakin berkembangnya westenisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sebagai akibat dari berkembangnya politik etis yang didalamnya terkandung usaha memajukan pengajaran maka pada decade pertama abad 20 bagi anak-anak Indonesia masih mengalami kekurangan dana belajar. Keadaan yang demikian ini menimbulkan keprihatinan dr. Wahidin Sudirohusudo untuk dapat menghimpun dana itu maka pada tahun 1906-1907 melakukan propaganda berkeliling Jawa. Rupanya ide ini diterima baik dan dikembangkan oleh Sutomo, seorang mahasiswaSchool Tot Opleiding Vor Inlandsche Arsten (STOVIA) dan di sini merupakan awal perkembangan menuju keharmonisan bagi tanah dan orang Jawa dan Madura. Akhirnya Sutomo mendirikan BU di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908.
C. Sarekat Islam
Sarekat Islam didirikan pada tahun 1912 oleh H.Samanhudi, seorang pengusaha batik di kampung Lawean. Perusahaan batik lainnya ada di tangan orang Cina, dan Arab dan mereka memproduksi batik dalam partai besar sedangkan di sekitar perusahaan besar itu terdapat perajin kecil yang di lakukan dirumah – rumah penduduk dengan membatik dan membuat batik cap yang mulai popular pada waktu itu.
Tujuan utama serikat islam adalah menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang islam jawa yang di ikat dengan agama. Dimana persaingan antara pedagang cina dan jawa yang terjadi di dunia perdagangan.perubahan tingkah laku dan arongansi merenggangkan hubungan hubungan social mereka. Keadaan seperti ini memperkuat dan mendorong mereka untuk menyatukan diri menghadapi pedagang cina.
Tanggal 26 januari 1913 menurut pidato Umar Said Cokroaminoto dimana ia menegaskan bahwa tujuan serekat islam adalah menghidupakan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat ekonominya agar mampu bersaing dengan bangsa asing.
D. Indische Partij (IP)
Indische Partij adalah organisasi campuran yang menginginkan kerja sama antara antara orang India dengan Bumi Putera. Hal ini disebabkan karena jumlah orang Indo sangat sedikit dan maka diperlukan kerja sama dengan orang Bumiputra agar kedudukan organisasinya semakin kuat
Keistimewaan IP adalah usianya yang pendek tetapi anggaran dasarnya dijadikan program politik pertama di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh E.F.E Dows Dekker (DD) alias Setyabudi di Bandung pada tanggal 25 desember 1912 dan merupakan organisasi campuran orang Indo dan Bumiputra. IP menjadi organisasi politik yang kuat pada waktu itu setelah ia bekerja sama dengan Dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat alias K.H Dewantara.
E. Kongres Pemuda Dan Sumpah Pemuda
Manifestasi persatuan pemuda diwujudkan dalam kongres pemuda II pada tanggal 26-28 oktober 1928. Kongres ini dihadiri oleh Sembilan organisasi pemuda dan oleh sejumlah tokoh politik termasuk Sukaro, Sartono, dan Sunaryo. Kongres ini merupakan puncak ideology nasional dan merupakan peristiwa nasional yang penting. Kongres ini membawa semangat nasionalisme ketingkat yang lebih tinggi karena utusan yang dating mengucapkan sumpah setia”satu Nusa Satu Bangsa, dan satu Bahasa Indonesia, yang Brbunyi:
1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu tanah Indonesia
2. Kami putera dan puti Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
3. Kami a dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Sumpah pemuda merupakan produk kaum intelegensia yang menjadi intelektual "drama nasional Indonesia. Tali pengikat yang kuat dalam merealisasikan nasionalisme di Indonesia tercermin dalam tiga tunggalnya sumpah . Ketiganya mencakup tiga pengertian yang merupakan kesatuan yaitu pengertian wilayah, bangsa, yang merupakan massa dan bahasa sebagai alat komunikasi yang homogeny.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sumpah pemudah maka perlu dikemukakkan nilai dasar yang ada didalamnya yang mencangkup kebebasan, kemandirian, dan kebersamaan. Kaum intelegensia adalah pencipta sumpah pemuda dan merekala yang mengendalikan orde social yang tengah berjalan. Kaum intelegensia mempunyai kreativitas penuh untuk menjunjung kelancaran protes terhadap orde colonial yang megekang semangat nasionalisme . kreasi – kreasi itu yang di maksud untuk menjunjung realitas idealismenya. Dari nasionalisme Indonesia ditandai oleh pencanangan sumpah pemuda. Fase ini berupa konseptualisasi yang meletatkan solodaritas dan kepentingan bersama di atas primordalisme, suku dan agama.
F. Organisasi Pemuda dan Kepanduan
Timbulnya gerakan pemuda menunjukkan adanya kaderisasi pimpinan yang sewaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak terjadi kekosongan pimpinan dan organisasi dapat berjalan terus. Perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat yang tinggi tidak ragu-ragu lagi memperjuangkan nasib bangsanya
Trikoro Darmo, didirikan pemuda atas petunjuk BU pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta oleh Kadarman dan Sunardi dan beberapa orang pemuda lainnya cita-citanya bertuju pada cinta tanah air, memperluas persaudaraan dan mengembangkan kebudayaan Jawa. pada tahun 1918 organisasi ini berubah menjadi Jong Java dan orientasinya lebih luas mencakup JAwa Raya, milisi, dan pergerakan rakyat pada umumnya.
Rasa Nasionalisme semakin berkembang setelah terjadi Perang Dunia I mendorong JJ meningkatkan kearah kegiatsan politik dan pada tahun 1926 JJ secara nyata dalam anggarannya disebutkan ingin menghidupkan rasa persatuan dan dengan seluruh bangsa Indonesia, kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk keIndonesia
Sejalan dengan berdirinya organisai pemuda dibeberapa daerah didirikan organisasi pemuda yang sudah jelas meninggalkan kedaerahan dan menuju persaruan Indonesia. Perpaduan beberapa organisasi dipandang merupakan kekuatan besar dalam menentukan setiap langkah politik dan hal ini telah direalisasikan oleh M. Thamrani dalam kongres pemmuda di Jakarta pada bulan mei 1926 yang dihadiri oleh Jong Java, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Islamieten Bond dan perkumpulan pemuda Theosofi
G. Organisasi lokal dan Regional
Perserikatan Madura, didirikan di Surabayapada tahun 1920, dan ada juga serekat Madura yang didirikan tahun 1925 di bawah Zainal. Kedua organisasi ini tidak banyak mempunyai pengikut dan kemudian bergabung dengan kelompok study Surabaya. Sererekat Sumatera,dipimpin oleh Sultsn Muhammad Zain menolak komunisme dan menentang pemerintahan kolonial. Pada tahun 1927 organisasi ini mulai aktif untuk memikirkan perwakilan rakyat yng demokratis dan peningkatan kesejahteraan rakyat Sumatera. Pada tahun 1927 Serekat Sumatera menolak campur tangan polisi yang terlalu keras dengan mengadakan penyelidikan dan penggeledahan di Rumah-rumah pemimpin PNI. Cabang-cabangnya ada di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Surabaya, dan organisasi ini bergabung dengan PPPKI.
Organisasi orang Betawi, organisasi ini dihimpun oleh MH. Thamrin, berusaha memajukan perdagangan, pertukaran dan pengajaran. Perkumpulan Pasundan, didirikan di Jakarta yang bertujuan mempertinggi derajat, kesopanan, kecerdasan, memperluas tenaga kerja dan kehidupan masyarakat. Organisasi ini dipimpin oleh diantaranya: R. Kosashi Surakusumah, R. Otto Kusumah Sudrata, dll. Bupati Bandung RAA Wiranata Kusumah, dan Bupati serang RAA Jayadiningrat banyak membantu organisasi itu,
Organisasi orang-orang Ambon di Jawa, didirikan pada tahun 1908. Dr. Tehupeori memberikan memberikan beasiswa untuk anak-anak. Di Semarang AJ. Party mendirikan Serekat Ambon yang radikal dan ingin mendapatkan pemerintahan berparlemen. Organisasi ini kemudian dipindahkan ke Surabaya karena pada tanggal 9 Mei 1920 Patty di buang ke Bangkadan selanjutnya bekerja sama dengan Kelompok Study Surabaya bergabung dalam PPPKI.
H. Gerakan Rakyat Indonesia
Gerindo merupakan lanjutan dari Partind, Gerindo didirikan oleh bekas pemimpin Prtindo,Gerindo dibangun pada tanggal 28 Mei 1937. Diantara pemimpinnya adalah Drs. A.K. Gani, Mr. Mohammas Yamin, dan Mr. Sartono. Partai ini ingin menjadi artai rakyat dan lebih luas daripada Parindra. Organisasi ini bercorak internasional dan sosialis. Perjuangan untuk melawan Kolonial sama denganperjuangan untuk mempertahankan demokrasi dari ancaman fasis. Rupanya organisasi ini dengan teguh mempertahankan demokrasi
Pemimpin Gerindo tidak setuju dengan sebagian kaum Nasionalis yang mengatakan lebih baik merdeka dengan fasisime daripada dijajah dengan demokrasi.Para pemimpin Gerindo bergerak dibawah tanah untuk melawan fasisme. Dalam kongres yang diadakan Gerindo tetap ingin mencapai bentuk masyarakat yang bersendikan demokrasi politik dan social, jadi menuju keadilan sosialyang akan dilaksanakan dengan cara demokrasi. Untuk mencapai tujuan itu perlu dibebaskan para pemimpin dari pengasingan.
3. Lahir dan Berkembangnya Partai-Partai Politik Di Tanah Air.

A. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia muncul karena berawal dari didirikannya ISDV dari pihak Belanda yang dipelopori oleh Sneevelit, Brandsteeder, da dekker sedangkan dari pihak Indonesia yang terkenal adalah Semaun. ISDV berusaha mencari kontak dengan IP dan SI untuk mendekati rakyat namun usaha tersebut tidak berhasil
Untuk mendapatkan pengaru di kalangan orang-orang Indonesia Sneeveliet mendesak agar mereka mendapat pengaruh dalam perkumpulan orang Indonesia yang berwibawa dan dapat meneruskan ajaran-ajaran baru kepada massa. Pilihan tersebut jatuh kepada SI yang mempunyai massa yang besar dan bersedia menerima pikiran-pikiran yang radikal
Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Dengan demikian terjadilah pergantian organisasi itu kepada orang Indonesia dan pada bulan Mei 1920 organisasi itu diganti menjadi perserikatan Komuinis Hindia dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi partai kmunis Indonesia
PKI mendapat kekuatan di kalangan Buruh. Sebagai akibat dari depresi ekonomi maka upah buruh diturunkan dan banyak buruh yang diberhentikan. Ada tahun 1923 buruh kereta api mendesak dilancarkannya pemogokan untuk menuntut kenaikan upah akan tetapi pemogokan gagal dan pemimpinnya dibuang. Mulai tahun 1924 PKI menyebabkan pengaruhnya ke pedesaan Jawa dan keluar jawa, dan sejak itu partai menyiapkan untuk revolusi. Dorongan-dorongan anarkis lebih kuat mengarah pada penggulingan terhadap pemerintah Belanda yaitu dengan memberontak yang dianggap lebih baik daripada menerima dominasi kekuasaan colonial.
PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan dan pemerintah melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven digul. Selanjutnya agar tidak terjadi pemberontakan serupa pemerintah menindak tegas pelaku politik dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidakmungkin ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara sah.
B. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai nasional Indonesia dilatar belakangi oleh situasin sosio-politik yang kompleks, yang mau tidak mau organisasi itu harus menyesuaikan dengan situasi baru. Tujuan Partai Nasional Indonesia adalah untuk mencapai Indonesia merdeka sedangkan asasnya berdiri diatas kaki sendiri, non koperasi dan marhaenisme. Ketiga asa itu dipakai sebagai prinsip PNI. Anggaran dasar organisasi itu diambil dari cita-cita PI. Ketuanya dipercayakan kepada Ir. Sukarno dan dalam waktu dekat akan diselenggarakan kongres.sementara itu maksud Hatta tidak mendfapat jalan dan baru tiga tahun kemudian ia merealisasikan dengan mendirikan partai sendiri yaitu Pendidikan Nasional Indonesia
C. Partai Indonesia (PI)
Dengan diumumkannya pada tanggal 17 April 1931 PNI membubarkan diri. Meskipun pemerintah tidak secara langsung menyatakan PNI sebagai partai terlarang dan membubarkannyatetapi jelas bahwa ia akan mengalami kesulitan bagi eksistensinya. Sarton segera mengorganisasikan kongres luar biasa dan akhirnya terbentuk panitia pendiri partai baru yang terdiri dari Sartono, Manadi, Sukemi, Suwiryo, dan Angronsudirjo dan pada tanggal 1 Mei diumumkannya pendiria Partindo dibawah pimpinan Sartono. Jelas bahwa tidak lain adalah lanjutan dari PNI.
Tujuan Partindo adalah mencapai satu Negara Republik Indonesia Merdeka dan Kemerdekaan akan tercapai jika ada persatuan seluiruh Bangsa Indonesia. Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dari Soekarno diterima sebagai cita-cita yang akan dituju oleh Partindo. Realisasi perjuangan Partindo dengan cara nonkoperasi.

4. Respon Rakyat Jawa Terhadap Kebijakan Politik Pemerintah Belanda
Saat pelaksanaan politik etis khususnya di Jawa sangat Nampak perbedaan dengan kebijakan politik Hidia Belanda sebelumnya. Secara umum baik di kalangan penguasa, bangsawan, maupun masyarakat biasa mengalami nasib yang sedikit lebih baik. Pendidikan adalah aspek positif yang dirasakan oleh masyarakat Jawa pada priode ini. Hal ini disebabkan karena bukan hanya kaum penguas dan bangsawan yang menikmati pendidikan akan tetapi golongan rendahpun bias mengenyam pendidikan di ekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, meskipun tidak sebanyak kaum bangsawan .
Dengan adanya pendidikan, maka secara tidak langsung melatar belakangi munculnya pemikiran-pemikiran di kalangan pemuda terpelajar untuk berpikir untuk kemerdekaan. Budi Utomo yang merupakan organisasi pergerakn pertama yang dipelopori oleh kaum terpelajar adalah contoh besar bagaimana dampak positif dari pelaksanaan politik etis. Selanjutnya karena adanya kebebasan berorganisasi pada masa ini akhirnya bermunculan gerakan-gerakan nasionalis berikutnya seperti Serekat Dagang Islam, Serekat Islam, dan organisasi-organisasi kedaerahan lainnya.
Dampak positif tidak hanya dirasakan dibidang pendidikan akan tetapi politik etis juga berdampak pada bidang ekonomi dan kesehatan. Dibidang ekonomi masyarakat sedikit lebih mendapat penghidupan yang layak. Disamping pembukaan lapangan kerja baru dan perbaikan gaji buruh, dengan diterapkannya transmigrasi juga member peluang pada masyarakat untuk memperoleh penghidupan yang layak misalnya bagaimana pemberdayaan tenaga kerja saat pembukaan lapangan kerja di Sumatera. Sama halnya dibiang kesehatan masyarakat lebih diperhatikan kesehatannya itu dibuktikan dengan pengadaan infrastruktur kesehatan, meskipun belum terlalu memuaskan.
Dikalngan penguasa setidaknya menemukan kembali kedudukannya sebagai penguasa local meskipun tidak sepenuhnya karena tetap berada dibawah koordinasi pemerintah Hindia Belanda akan tetapi setidaknya tidak terlalu merugikan disaat penerapan kebijakan politik sebelumnya. Begitupula kaum bangsawan yang semakin leluasa terutama dalam ikut sertanya dalam pendidikan dan usaha-usaha pemilikan modal
Meskipun sebenarnya penjajahan masih sangat terasa akan tetapi, stidaknya karena adanya pendidikan dan kebebasan dalam berorganisasi menjadi titik awal pergerakan nasionalis untuk kemedekaan bangsa ini.

BAB III
Kesimpulan

Dinamika politik ysng terjsdi di hindia Belanda khususnya pada tahun 1900-1942 adalah suatu peristiwa sejarah yang sangat berpengaruh terhadap lahirn dan berkembangnya Negara ini hingga saat ini. Bagaiman tidak, setelah dijalankannya politik etis oleh pemerintah HIndia Belanda, maka para tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa ini semakin mempunya ruang untuk memikirkan untuk bagaiman kemudian kita bias keluar dari penjajahan.
Lihatlah bagaimana pergerakan-pergerakan yang membawa warna nasionalisme dan berpikiran untuk kemerdekaan lahir dan berkembang pesat pada periode ini. Budi utomo, serta organisasi-organisasi lain adalah bukti bagaimana semangat nasionalisme dalam organisasi dari berbagai golongan sangat Nampak pada periode ini. Berawal dari sumpah pemudah, 28, Oktober 1928 adalah titik awal kebangkita pemuda berjuang bersama organisasinya untuk mencapai kemerdekaan tersebut.
Dalam periode ini juga dapat kita lihat bagaiman organisasi-organiasai tadi menjadi lebih berkembang menjadi gerakan berlabel politik seperti Sarekat Islam kemudian menjadi Partai Sarekat Islam.dan itu semua mewarnai titik awal kebangkitan nasionalisme tidak hanya diwilaah jawa melainkan daerah-daerah lai juga sudah mulai Nampak, lihatlah gerakan pemuda Jong Java, Jong Selebes, Sumatra, Ambon maupun dari daerah lain.
Meskipun sebenarnya penjajahan masih sangat terasa akan tetapi, stidaknya karena adanya pendidikan dan kebebasan dalam berorganisasi menjadi titik awal pergerakan nasionalis untuk kemedekaan bangsa ini.

Daftar Pustaka:
Prof. Dr. Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994.
Bernard. H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia Bekerjasama dengan Freedom Institute, Jakarata, 2008.
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Gajah Madah, Universitas Pres, Yogyakarta
HM. Nasaruddin Anshoriy Ch, Bangsa Gagal Mencari Identitas Bangsa, LKIS, Yogyakarta, 2008.
Drs. Sudiyo, Arus Perjuangan Pemuda Dari Masa Ke Masa, PT Bina Adiyaksara, Jakarta, 2003.
Prof. Dr. Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid I , LKIS, Yogyakarta, 2008.
Prof. Dr. Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid II , LKIS, Yogyakarta, 2008.
Kholid O. Santosos, Manusia Di Panggung Sejarah, Sega Asri, Bandung, 2007.
Nurani Soyomukti, Soekarno dan Nasakom, Garasi, Jogjakarta, 2008.
Salman Alfarizi, Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980, Garasi, Jogjakarta, 2009.
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah, Tiara wacana, Jogjakarta, 2008.
Dudung Abdurrahman, Metodelogi Penelitian Sejarah, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2007.

Dinamika Politik Di Sulawesi Selatan Tahun 1900-1942


Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah. Kata tersebut merupakan kata yang paling cocok untuk mengungkapkan bagaimana kesyukuran kami setelah mampu menyelesaikan makalah ini. Terima kasih banyak terhadap teman-teman satu kelompok yang telah bersama berusaha untuk menyelesaikan makalah ini. Terima kasih pula tak terlupakan dihaturkan pada dosen kita Bapak. Amrullah yang selalu memberi bimbingan bagaimana makalah ini bisa terselesaikan.
Selanjutnya, sebagai umat manusia yang sadar betul akan ketidak sempurnaannya juga mengakui bahwa dalam megerjakan sampai menyelesaikan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dari berbagai bagian. Olehnya itu kami harapkan pada pembaca agar kiranya setelah membaca makalah ini dan menemukan ketidak cocokan ataupun kekurangan lain dalam pengolahan dan pembahasan fakta sejarah ini, dapat memberi keritikan maupun sarannya kepada penulis untuk perbaikan makalah ini. Terima kasih banyak.













Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………………………………….i
Kata Pengantar …………………………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
1. Pengertian Sejarah, Politik, dan Sejarah Politik …………………………1
2. Batas Temporal dan Spasial …………………………………………………1
3. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………3
BAB II Pembahasan
1. Sistem Politik dan Pemerintahan Lokal Makassar
A. Konsepsi Tomanurung ………………………………………………...4
B. Demokrasi Lokal Sulawesi selatan …………………………………………………………5
2. Pemerintahan Hindia Belanda di Makassar
A. Pelaksanaan dan Pengaturan Wilayah Pemerintahan ………………………6
B. Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Lokal ………………………7
3. Gerakan Messianisme di Makassar
A. Gerakan I Tolok ………………………………………………………..8
B. Gerakan kepercayaan ………………………………………………..9
BAB III Kesimpuan ……………………………………………………………….11
Indeks ……………………………………………………………………………….13
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….14

BAB I
Pendahuluan

1. Pengertian Sejarah, Politik, dan Sejarah Politik.
Sejarah ialah sebagai masa lampau manusia dan persekitarannya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku . Sedangkan usaha untuk mencapai kekuasaan dan membawa tujuan untuk masyarakatnya adalah suatu politik . Berdasarka pengertian diatas, maka dapat disimpulkan sejarah politik merupakan peristiwa masa lampau mengenai peristiwa yang berkaitan dengan usaha serta kebijakan untuk kemaslahatan masyarakat banak dalam suatu wilayah.

2. Mengapa Harus Tahun 1900-1942 dan Mengapa Harus Sulawesi Selatan Yang Dibahas.

Selanjutnya salah satu elemen yang sangta penting dalam membahas sejarah, yakni harus jelasnya batas temporal dari ruang lingkup yang akan dibahas . Mengapa demikian, perlu diketahui bahwa membahas sejarah, sejarah politik misalnya ruang lingkupnya sangatluas. Bayangkan saja jika kita harus membahas bagaiman dinamika politik yang sudah nampak saat masih zaman kerajaan hingga saat ini, butuh waktu berapa lama, selain itu pembahasan tidak akan terfokus. Selanjutnya dalam pembahasan dinamika sejarah politik dibatasi dari tahun 1900 sampai 1942.
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah mengapa periode tahun 1900 sampai 1942 yang dipilih. Maka jawaban yang mungkin tepat adalah pernyataan yang mengatakan bahwa apasih yang tidak dialami bangsa ini pada periode tersebut. Carut marut pemerintahan kolonial serta peralihan kekuasan yang silih berganti antara berbagai imperium kolonial, awal lahir bangkitnya organisasi yang bersifat nasionalisme dalam tujuan kebangkitan nasional, dinamika keagamaan terutama Islam, pengaruh komunis, politik etis, hingga awal datangnya Jepang adalah rangkaian peristiwa sangat penting dalam mewarnai sejarah panjang bangsa ini. Khusus dinamika sejarah politik yang sangat penting untuk dilihat yakni bagaiman politik etis, kebagkitan nasional serta pergerakan nasional, bagaimana pemerintahan kolonial yang berada dalam masa-masa akhir, Serta dinamika partai politik.
Untuk pemilihan wilayah pembahasan dikhususkan pada daerah Sulawesi Selatan. Mengapa demikian?, karena rentetan dan dinamika sejarah, khususnya dinamika berpolitik ditemui dihampir seluruh pelosok nusantara sejak masih berciri kerajaan. Akan tetapi dalam pembahasan ini, akan dikhususkan untuk mengggali bagaimana dinamika politik yang terjadi di tanah Sulawesi Selatan. Perlu diketahui bahwa Sulawesi Selatan sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah Hindia Belanda pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1905-1906 . Dari mempealajari dinamika Politik di Sulawesi selatan dalam periode ini dapat kita ketahui bagaiman Pemerintah Hindia Belanda menjalankan tata kepemerintahan diwilayah ini.
Disamping itu pada periode ini dapat kita lihat bagaimana gerakan-gerakan pemberontakan sosial dari golongan-golongan yang menaruh dendam terhadap Pemerintahan belanda yang dikenal dengan Gerakan I Tolok. Selain Pergerakan I Tolok, Dimakassar pada periode ini juga dikenal pergerakan Messianisme lainnya yaitu pergerakan yang bersifat kepercayaan yang dikenal dengan Batara Gowa I Sangkilang . Jadi secara jelas dapat kita mengetahui bahwa gerakan messianisme tidak hanya dikenal di tanah Jawa dalam hal ini dengan pergerakan Ratu adilnya, akan tetapi di tanah Sulawesi khususnya di Makassar juga pernah terjadi gerakan-gerakan messianisme sosial terhadap Pemerintahan Hindia Belanda yang dikenal dengan I Tolok dan Batara Gowa, Isangkilang,
3. Tinjauan Pustaka.
Buku yang ditulis oleh Dr. Edward L. Poelinggoemang dengan judul Perubahan Politik dan Hubungan Kekasaan Makassar 1906-1942 merupakan bacaan utama yang menjadi sumber inspirasi kami dalm mengerjakan makalah ini. Secara detail Dr. Edward mengungkapkan bagaimana dinamika, sistem dan tata pemerintahan Pemerintah Hindia Belanda serta pergerakan dari rakyat Sulawesi Selatan dalam menentang Pemerintahan kolonial ditanah kelahiran mereka.
Selanjutnya untuk melihat bagaimana pergerakan-pergerakan sosial atau messianisme ditanah Makassar, penulis mencoba menjadikan buku yang ditulis oleh Dr. Mukhlis Paeni bersama Dr. Edward dengan judul Batara Gowa Messianisme dalam gerakan sosial di Makassar dan buku yang ditulis oleh Ridwan Efendy dengan judul I Tolok menjadi sumber bacaan penulis.

BAB II
Pembahasan

1. Sistem Politik dan Pemerintahan Lokal Makassar
A. Konsepsi Tomanurung
Di Sulawesi Selatan pada awalnya sangat banyak ditemukan kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri dan berdaulat sendiri atas kkerajaan-kerajaanya masing-masing, sebelum tampilnya kerajaan-kerajaan besar seperti Gowa yang menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil disekitarnya. Kerajaan Gowa misalnya hanyalah terdiri dari Sembilan kerajaan-kerajaan kecil yaitu; Tombolo, Lakiung, Saotana, Parang-parang, Data, Agangje’ne, Bisei, Kalling, dan Sero . Kesembilan kerajaan tersebut pada awalnya merupakan kerajaan kecil yang berdiri sendiri dan berdaulat sendiri atas kerajaan-kerajaanya masing-masing. Hingga pada awlanya terjadi situasi politk yang tidak kondusif diantara kerajaan-kerajaan tersebut. Terjadi pertikaian saling menunjukkan kekuatan dan berlomba menjadi yang terdepan diantara mereka.
Situasi politik yang tidak konduif tersebut berlangsung lama sampai munculnya istilah dalam bahasa Makassar “sikanre juku tauwwa”. Situasi tersebu berlangsung hingga turunnya tumanurung di Tamalatea, daerah Gowa sekarang. Disaat pertikaian diantara kesembilan kerajaan tadi tiba-tiba muncullah sesosok manusia yang tidak dikenal asal-usulnya, orang Sulawesi-Selatan menyebutnya To Manurung . Tomanurung inilah kemdian yang mampu menjadi sesosok pemimpin yang menjadi panutuan bagi kesembilan kerajaan yang bertikai tadi, meskipun dia adalah seorang perempuan. Inilah yang kemudian menjadi awla-mula terbentuknya kerajaan konfederensi Gowa yang membawahi kesembilan kerajaan tadi.
Konsepsi To Manurung sebenarnya tidak hanya terjadi ditanah Makassar, akan tetapi ditanah bugis dan Torajapun terjadi konsep To Manurung ini. Tercatat ditanah Bone, Soppeng, Wajo, Luwu, dan daera-daerah lainnya pun pernah ada To Manurungnya, akan tetapi faktornya berbeda dalam hal ini ada karena masalah sosial dan ekonomi. Di Soppeng tomanurung juga terjadi karena konflik sosial. Saat terjadi kekosongan pemerintahan dan ekonomi masyarakat terancam kelaparan karena terjadi kemarau berkepanjangan di Soppeng para dewan hadat melakukan suatu pertemuan ditempat terbuka dibawa pohon lebat. Saat berlangsungnya pertemuan tersebut tiba tiba terdengar kicau burung yang ternyata memperebutkan setangkai padi yang berisi. Arung Bila yang pada saat itu menjadi pemimpin Matowa di Soppeng memerintahkan untuk mengikuti arah kemana burung tersebut. Akhirnya mereka sampai disebuah tempat dan menghilang, yang ada adalah beberapa orang aneh dan diantara mereka ada yang lebih aneh dan pakaian lebih dari yang lainnya. Saat itulah Tomanurung yang dalam hal ini tomanurung ri Sikannyilik menjadi penguasa di Soppeng Utara dan saudaranya yang juga Tomanurung dengan nama manurungnge ri Gowari di Libureng menjadi penguasa di Soppeng selatan . Dan inilah yang menjadi titik awal kemajuan Kerajaan soppeng.

B. Demokrasi Lokal Sulawesi selatan
Sebelum Indonesia merdeka dan mengenal system ketata negaraan Demokrasi perlu diketahui bahwa sesungguhnya orang Sulawesi Selatan telah mengenal system demokrasi meskipun masih bersifat tradisional sewaktu masih dalam bentu kerajaan . Lihatlah saja hampir semua kerajaan di tanah Sulawes Selatan mengenal sistem adat yang setara dengan dewan rakyat di DPR sekarang.
System musyawarah mufakat yang menjadi salah satu ketentuan dari system demokrasi juga sudah dikenal dimasa kerajaan di Sulawesi Selatan. Seperti halanya kebijakan pemerintah juga harus mengarah kepada kemaslahatan rakyatnya. Lihatlah bagaimana saat percakapan Tomanurung Baineyya menjadi Raja Gowa. Saat percakapan antara Raja Gowa dengan para kabinetnya dalam hal pemerintahan. Diamana sebelumnya dikenal ada To Mailalang Toa adalah perantara antara raja dengan Tomailalang lolo sebagai wakil rakyat .
Pada keerajaan Mappajungnge di Luwu khususnya saat pemerintahan Puang Ri Magalatung dia menetapkan bahwa yang menjadi penguasa Luwu adalah orang yang betul-betul memenuhi persyaratan dan betul-betul mementingkan kepentingan Rakyatnya. Hal ini mencerminkan bagaimana demokrasi sebenernya dikenal oleh orang Sulawesi Selatan dimasa masih system kerajaan.

2. Pemerintahan Hindia Belanda di Makassar
A. Pelaksanaan dan Pengaturan Wilayah Pemerintahan
Masa pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1906-1942 diwilayah ini merupakan masa pemerintahan dan kekuasaan Belanda secara seutuhnya dan menyeluruh. Penguasaan wilayah ini dicapai setelah dilancarkan pengiriman pasukan pendudukan (militaire esxpeditie) Sulawesi pada tahun 1905, untuk memaksa penguasa-penguasa diwilayah itu pada khususnya dan Sulawesi selatan pada umumnya untuk tunduk, patuh dan menyerahkan kekuasaan pada Pemerintah Hindia Belanda, memaluli penanda tanganan pernyataan pendek (Korte Verklaring) yang disodorkan .
Setelah itulah baru Pemerintah Hindia Belanda dengan sepenuhnya dan menjalankan pemerintahan sesui dengan system pemerintahan yang mereka anut. Adapun bentuk pemerintahan Hindia Belanda yang dijalankan di Sulawesi dan daerah bawahan setelah penguasaan diseluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara adalah bentuk pemerintahan militer-sipil . Pelaksanaan Pemerintahan militer-sipil ini dimaksudkan untuk dapat memperkuat dan mempertahankan pemerintahan dan kekuasan Hindia Belanda, disamping itu untuk dapat menghadapi dan mengatasi tanggapan penolakan dan perlawanan yang diperkirakan dari pihak penguasa dan bangsawan di daerah itu akibat penguasaan wilayah dan pengambil alihan kekuasaan mereka .
Untuk mengefektifkan pemerintahan, Pemerintah Hindia Belanda melakukan kebijakan pengaturan wilayah. Pengaturan wilayah pemerintahan pada masa anara 1906-1910 didasarrkan pada surat keputusan Gubernur H. N. A. Swart (1906-1908), tertangal 31 Desember 1906, No. 6041/2. Akan tetapi penaguturan ini masih bersifat sementara, nanti pada tahun 1911 baru ada pengesahan.
Pemerintahan wilayah Makassar dibagi dalam lima cabang pemerintahan yaitu: Makassar, Maros, Pangkajene, gowa Barat, dan Takalar. Menurut penataan wilayah pemerintahan, cabang pemerintahan (Onder Afdeeling) merupakan wilayah pemerintahan terkecil untuk pejabat Pemerintah Belanda. Pada tahun 1915 mulai banyak terjadi perubahan penataan pemerintahan misalnya yang dulunya hanya Kotapraja Makassar kemudian dibagi menjadi dua taitu Makassar dan Bonthain, ini disebabkan karena Makassar terlampau luas untuk seorang asisten residen. Kemudian pada tahun 1917 dibagi menjadi tiga yaitu Makassar, Bonthain, dan Sungguminasa. Selanjutnya pada pemerintahan Gubernur J. L. M. Swaab (1933-1937), terjadi lagi banyak perubahan penataan wilayah pemerintahan. Pada pemerintahan ini bekas Kerajaan Gowa menjadi wilayah pemerintahan bumiputra dan berpemerintahan sendiri sebagai suatu kerajaan, akan tetapi kedudukannya secara langsung berada pada pengawasan Asisten residen Makassar. Terjadinya perubahan-perubahan penataan wilayah pemerintahan ini sebenarnya didasarkan pada kurangnya tenaga kerja untuk menjalankan pemerintahan.

B. Hubungan Kekuasaan Pemerintah Pusat dengan Penguasa dan Bangsawan Lokal
Selanjutnya untuk menlihat bagaimana selanjutnya dinamika politik yang terjadi di Sulawesi Selatan khususnya Makassar hal lain yang perlu kita bahas yakni masalah hubungan antar pemerintahan dalam artian bagaiman hubungan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan penguasa-penguasa ata kaum bangsawan serta masyarakat lokal yang dalam hal ini merupakan penduduk asli.
Penataan struktur Pemerintahan Hindia Belanda menempatkan daerah adat sebagai wilayah pemerintahan bagi pejabat pemerintahan bumiputera, bagian dan bawahan dari wilayah cabang pemerinahan dan kontrolir, tjuannya ialah untuk menjalin kerjasama dengan kaum bangsawan diwilayah itu untuk menjalankan pemerintahan dan manguatkan kedudukan bori bagian pemerintahan daerah dari bentuk pemerintahan kerajaan atau konfederasi pemerintahan bumiputra dan mengguanakan penguasa bori sebagai regen . Hal ini sebenarnya merupakan masalah bagi pemerintahan Hindia Belanda yang dianggap hanya sebagai pemerintaha yang legal rasional sebaliknya kekasaan bumiputra dianggap sebagai kekuasaan tradisional. Dalam pengangkatan pejabat bumiputra didasarkan atas pengaruhnya terhadap masyarakat misalkan seorang raja, bagsawan terlebih lagi mereka yang memilik kalompoang.
Pemerintah setelah penguasaan langsung secarah menyeluruh wilayah Sulawesi Selatan pada 1905 memandang kelompok-kelompok bangsawan sebagai kekuatan tandingan utama. Kelompok bangsawan adalah kelompok yang merasa dirugikan secara langsung baik dari segi ekonomi maupun dari segi politik. Untuk dapat menghadapi dan mengatasi tanggapan penolakan dan penawaran darimkelompokmitu dan untuk dapat memperkuat serta mempertahankan kekuasaan, Pemerintah Hindia Belanda menerapkan pemerintahan militer-sipil, berusaha untuk mendekati dan menguasai kelompok bangsawan, dengan maksud agar dapat menggunakan mereka untuk mempengaruhi bangsawan lainnya dan masyarakat umumnya untk mengakui kekuasaannya .

3. Gerakan Messianisme di Makassar
A. Gerakan I Tolok
Pada awal Pemerintahan Hindia Belanda, di daerah itu terjadi banyak sekali tindakan pencurian dan perampokan. Di antara kelompok-kelompok perampok yang melakukan kegiatan di daerah itu, terdapat beberapa kelompok yang menggunakan senjata (bedil) dalam kegiatan mereka, dengan jumlah sekitar delapan hingga sepuluh orang, khususnya di Cabang Pemerintahan Gowa (Onderafdeeling Gowa). Pada masa pemerinahan Gubernur A.J. Baron Quarles (Mei 1908-Agustus 1910) dan Gubernur W.J.Coenen (Agustus1910-Agustus 1913) terjadi sejumlah tindakan perampokan yang dilakukan secarah berkala, beranggtakan antara lima sampai enam orang dan menggunakan senjata .
Pada masa pemerintahan Gubernur Th A. L. Heyting (1913-1916), sebagian pasukan militer pemerintahan yang berada di Pemerintahan Sulawesi dan daerah bawahan dikembalikan ke Jakarta (Batavia), setelah terdengar pecah Perang Dunia I pada tahun 1914. Penarikan pasukan militer itu dimksudkan untuk memperkuat pertahanan pemerintahan dari bahaya kemungkinan Perang Dunia I yang berkobar di Eropa. Pada bulan September 1914, dikirim dua kompi pasukan militer di Makassar ke Jakarta. Setelah pengiriman pasukan milite itu, terjadilah sejumlah tindakan perampokan didaerah Polombangkeng dan di Gowa Selatan yang cukup menarik perjatian-bukan hanya jumlahnya yang banyak-tetapi terdengar munculnya I Tololo Daeng Magassing sebagai kelompok pemimpin perampokan itu. I Tollo adalah seorag kelahiran Gowa yang berasal dari daerah Limbung. Dalam peristiwa ini, Tollo tampil bersama pengikut-pengikutnya yang terkenal, antara lain: Macan Daeng Barani, Abasa Daeng Manromo Karaeng Bilaji, Paciro Daeng Mapata, Daeng patompo dan Daeng Manyengka. Peristiwa ini mendorong pemerintah lebih giat melaksanakan pengawasan dan penjagaan keamanan dan berusaha untuk dapat membendung dan membinasakan kelompok perampok itu.
Pada bulan April 1915, jumlah tindakan perampokan mulai menigkat. Tindakan perampokan mulai dilakukan secara terang-terangan. Kegiatan itu tidak hanya dilakukan pada malam hari saja tetapi juga pada siang hari. Kegiatan kelompok perampok mendapat dukungan tidak hany oleh regen-regen dan kepala kepala kampng tetapi jua rakyat. Bahkan di daerah tertentu dilakukan pungutan pajak untuk mendukung kelompok perampokan itu. Semakin meningkatnya tindakan perampokan itu dan semakin beraninya pelaku-pelaku gerakan perampokan itu mendorong pemerintah untuk melakukan penelitian menyangkut latar belakang terjadinya. Meski Pemerintah Belanda berusaha untu menumpas gerakan ini sampai mendatangkan bantuan dari Jawa, akan tetapi gerakan yang di Pelopori oleh I Tolok ini tidak menemui titik terang .
B. Gerakan Kepercayaan
Gerakan-gerakan kepercayaan sebenarnya telah ada sebelum periode ini. Gerakan Batara Gowa I Sangkilang merupakan bukti nyata akan hal tersebut. Batara Gowa Isangkilang adalah hadirnya sesosok manusia aneh pada suatu pagelaran pesta di daerah Takalar. Orang ini mengenakan pakaian kebesaran Raja Gowa, orang-orangpun menyebutnya I Sangkilang. Batara Gowa I sangkilan mampu meyakinkan rakyat Gowa bahkan pernah menjadi raja sebelum ditangkap dan diasingkan oleh VOC . Gerakan Kepercayaan yang bercorak kepercayaan mulai muncul pada masa pemerintahan Gubernur W. Frijling (1916-1921), pada saat itu tampil seorang tokoh, Baso Ua Ta Esa yang berasal dari daerah takalar mempengaruhi masyarakat dengan ramalan-ramalan hari kemudian, dalam hal ini dia mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi gerhana Matahari dan Batara Gowa I Sangkilang akan muncul dan akan mengawinkan putrinya dengan dirinya . Selanjutnya ia mengatakan bahwa pada waktu itu orang barat dan timur asing akan dilenyapkan, dan nentinya Kerajaan Gowa akan tampil kembali dengan kebesarannya, dan diapun akan dinobatkan menjadi raja. Selanjutnya ia membangkitkan keberanian dan meyakinkan pengikutnya bahwa mereka pasti akan berhasil membinasakan Pemerintah Belanda, Karaeng Ta member tahu bahwa ia telah diberi jimat oleh Matulele yang dapat menghilang apa bila ia terkejar.
Gerakan lain yang tokohnya tampil menyatakan diri keturunan Daeng Data adalah gerakan yang dipimpin oleh seorang keturunan Cina, Ong Cing Beng pada tahun 1928. Dalam suatu pertemuan yang dilakukan di kampong Bontolangkasa pada 21 nopember 1928 di rumah Lawang Daeng Mangemba, hadir juga Ong Cing Beng. Pada pertemuan itu ia menyatakan bahwa ia adalah putera dari Karaeng Data. Selanjutnya ia menyatakan bahwa kelak Karaeng Data akan datang dan akan bangkit bersama salah satu bangsawan dari Bontonompo untuk mengusir dan membinasakan Pemerintah Hindia Belanda dan mengambil alih kekusaan di daerah itu.berdasarkan berita itu, Ong Cing Beng ditangkap dan ditawan. Akan tetapi kemudian ia dibebaskan, pada bulan januari 1929, karena dalam penelitian dan pemeriksaan tidak ditemukan bukti-bukti yang memberatkan .

BAB III
Kesimpulan
Di Sulawesi Selatan pada awalnya sangat banyak ditemukan kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri dan berdaulat sendiri atas kkerajaan-kerajaanya masing-masing, sebelum tampilnya kerajaan-kerajaan besar seperti Gowa yang menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil disekitarnya. Kerajaan Gowa misalnya hanyalah terdiri dari Sembilan kerajaan-kerajaan kecil yaitu; Tombolo, Lakiung, Saotana, Parang-parang, Data, Agangje’ne, Bisei, Kalling, dan Sero . Kesembilan kerajaan tersebut pada awalnya merupakan kerajaan kecil yang berdiri sendiri dan berdaulat sendiri atas kerajaan-kerajaanya masing-masing. Hingga pada awlanya terjadi situasi politk yang tidak kondusif diantara kerajaan-kerajaan tersebut. Terjadi pertikaian saling menunjukkan kekuatan dan berlomba menjadi yang terdepan diantara mereka. Di daerah ini juga dikenal suatu konsep To Manurung.
Sebelum Indonesia merdeka dan mengenal system ketata negaraan Demokrasi, perlu diketahui bahwa sesungguhnya orang Sulawesi Selatan telah mengenal system demokrasi meskipun masih bersifat tradisional sewaktu masih dalam bentu kerajaan . Lihatlah saja hampir semua kerajaan di tanah Sulawes Selatan mengenal system adat yang setara dengan dewan rakyat di DPR sekarang.
Masa pemerintahan Hidia Belanda antara tahun 1906-1942 diwilayah ini merupakan masa pemerintahan dan kekuasaan Belanda yang seutuhnya secara seutuhnya dan menyeluruh. Penguasaan wilayah ini dicapai setelah dilancarkan pengiriman pasukan pendudukan (militaire esxpeditie) Suawesi pada tahun 1905, untuk memaksa penguasa-penguasa diwilayah itu pada khususnya dan Sulawesi selatan pada umumnya untuk tunduk, patuh dan menyerahkan kekuasaan pada Pemerintah Hindia Belanda, memaluli penanda tanganan pernyataan pendek (Korte Verklaring) yang disodorkan.
Untuk mengefektifkan pemerintahan, Pemerintah Hindia Belanda melakukan kebijakan pengaturan wilayah. Pengaturan wilayah pemerintahan pada masa anara 1906-1910 didasarrkan pada surat keputusan Gubernur H. N. A. Swart (1906-1908), tertangal 31 Desember 1906, No. 6041/2 . Akan tetapi penaguturan ini masih bersifat sementara, nanti pada tahun 1911 baru ada pengesahan.
Selanjutnya untuk menlihat bagaimana selanjutnya dinamika politik yang terjadi di Sulawesi Selatan khususnya Makassar hal lain yang perlu kita bahas yakni masalah hubungan antar pemerintahan dalam artian bagaiman hubungan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan penguasa-penguasa ata kaum bangsawan serta masyarakat lokal yang dalam hal ini merupakan penduduk asli.
Penataan struktur Pemerintahan Hindia Belanda menempatkan daerah adat sebagai wilayah pemerintahan bagi pejabat pemerintahan bumiputera, bagian dan bawahan dari wilayah cabang pemerinahan dan kontrolir, tjuannya ialah untuk menjalin kerjasama dengan kaum bangsawan diwilayah itu untuk menjalankan pemerintahan dan manguatkan kedudukan bori bagian pemerintahan daerah dari bentuk pemerintahan kerajaan atau konfederasi pemerintahan bumiputra dan mengguanakan penguasa bori sebagai regen . Hal ini sebenarnya merupakan masalah bagi pemerintahan Hindia Belanda yang dianggap hanya sebagai pemerintaha yang legal rasional sebaliknya kekasaan bumiputra dianggap sebagai kekuasaan tradisional. Dalam pengangkatan pejabat bumiputra didasarkan atas pengaruhnya terhadap masyarakta misalkan seorang raja, bagsawan terlebih lagi mereka yang memilik kalompoang. Hal yang sangat penting dalam hubungan kekuasaan ini ialah pemerintah Hindia Belanda menganggap bahwa kaum penguasa local dan bangsawan adalah penghalang mereka, makanya bagi bmereka yang tidak mau menjadi mitra dan pengikut Pemerintah Hindia Belanda akan ditangkap.
Yang terakhir ialah bagaimana gerakan-gerakan messianic seperti gerakan pemberontakan dan perampokan yang dipelopori oleh Karaeng data dan I Tolok, serta gerakan kepercayaan seperti yang dilakukan oleh Baso Ua Ta Esa, mampu menjadi warna bagi pemerintahan Hindia Belanda di periode ini.

DAFTAR PUSTAKA:
Edward. L. Poelinggomang, Perubahan Politik dan Hubungan kekuasaan Makassar 1906-1942, Ombak, Yoyakarta, 2004.
Mukhlis Paeni dan Edward L. Poelinggomang, Batara Gowa Messianisme dalam Gerakan Sosial di Makassar, ANRI dan Gajah mada Pres, 2002.
Shaff Muhtafar, Masa depan Warisan luhur Kebudayaan SulSel, Pustaka refleksi, Makassar, 2007. Hlm 25-26.
Abdurrazak Daeng patunru, Bingkisan Patunru Sejarah Loakal Sulawesi Selatan, Puskit dan Lephas Unhas, Makassar, 2004.
Jumadi, Demokrasi di Sulawesi Selatan, Rayhan Intermedia, Jakarta, 2009. Hal, 43,
Dudung Abdurahman, Metode Penelitian sejarah, AR-RUZZ MEDIA, Jogjakarta, 2007.

Keterlibatan Pihak Asing Dalam Peristiwa Gerakan September Tiga Puluh 1965 (Gestapu)


1. Komunis
A. PKI
Ada beberapa factor ataupun lebih jelasnya bukti yang menguatkan keterlibatan PKI dalam peristiwa sejarah kelam bangsa ini yaitu:
• Bukti-bukti formal mengarah ke PKI antara lain: lokasi penemuan jenazah 7 pahlawan revolusi terletak di Lubang Buaya yang merupakan basis PKI dan keterangan serta kesaksian para pelaku di pengadilan.
• (2) Motif PKI untuk meraih kekuasaan sebelum didahului oleh TNI Angkatan Darat setelah Presiden Soekarno mangkat.
• (3) Sejarah kelam PKI yang sebelumnya sudah dua kali berusaha merebut kekuasaan pemerintah yaitu tahun 1928 dan Peristiwa Madiun 1948.
• Kecenderungan Indonesia yang dekat dengan Cina yang berarti menguatkan PKI di mata internasional.

B. Komunis Cina

Kekuatan Indonesia yang melemah karena dikerahkan untuk gerakan “Ganyang Malaysia”. Motivasi PKI untuk melakukan gerakan ini adalah karena PKI telah merasa cukup kuat posisinya. Hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu PKI merupakan partai empat besar pemenang pemilu 1955 dan memiliki mesin politik yang kuat bahkan telah menempatkan orang-orang PKI di organisasi-organisasi lainnya yang menjadi lawannya termasuk TNI Angkatan Darat. Adapun bukti-bukti lain yang menguatkan angapan ini yakni:
• Cina membutuhkan dukungan Indonesia untuk berpolitik di pentas internasional karena umur Cina relatif muda seperti Indonesia.
• Cina ingin menyaingi komunis Soviet yang sangat besar untuk menjadi salah satu negara adikuasa.
• Kedekatan Cina dan Indonesia dalam melawan kapitalisme Amerika. Cina masih belum puas jika Soekarno masih didekati oleh orang-orang dekatnya dari TNI Angkatan Darat yang antikomunis. Modus keterlibatan Cina adalah berupa bantuan senjata, dana dan iklim politik terhadap gerakan ini. Selain itu dengan mengundang sejumlah besar pejabat tinggi Indonesia untuk merayakan hari ulang tahun Cina tanggal 1 Oktober 1965 agar terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia sehingga gerakan ini dapat berjalan lancar. Lalu mengapa tidak dijadikan dalam satu aktor saja yaitu PKI karena mungkin saja PKI bergerak atas petunjuk Cina

C. Komunis Rusia
Para pimpinan puncak PKI seperti D.N. Aidit adalah seorang komunis lulusan Moskwa sehingga mungkin saja ia ingin kiblatkan Indonesia ke Soviet bukan ke Cina. Selain itu, orang-orang Cina kurang akomadtif dengan PKI yang memiliki basis massa petani dan buruh. Orang-orang Cina di Indonesia adalah orang-orang Cina yang tidak berpaham komunis melainkan kapitali yang melarikan diri dari pemerintah Cina. Secara tidak sadar komunis Indonesia sedang bersaing dengan komunis Cina. Di bawah pemerintahan Soekarno dengan politik luar negeri “Mercusuar” ingin menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia. Demikian pula Cina ingin melepaskan cengkeramannya dari komunis Soviet sehingga kebijakan luarnegerinya berusaha lebih superior dan dengan demikian akan saling bertentangan dengan kebijakan luar negeri Indonesia walaupun sama-sama antikapitalisme Amerika.
2. CIA (Amerika Serikat)
Alasan-alasan keterlibatan CIA tidak lepas dengan masalah politik internasional yang saat itu sedang terjadi Perang Dingin antara Kapitalisme Amerika dengan Komunisme Uni Soviet. Amerika berkepentingan untuk melepaskan Indonesia dari cengkeraman komunis karena posisinya yang strategis. Bukti yang menguatkan ketelibatan Amerika melalui CIA adalah (1) adanya Dokumen Gilchrist. Memang bisa saja dokumen tersebut palsu dan hasil propaganda PKI namun mengingat tempat ditemukannya adalah di sebuah vila milik agen CIA maka keterlibatan CIA perlu dikaji. (2) Laporan Dubes pada 1964 “bahwa Indonesia akan jatuh ke tangan Barat seperti apel busuk. Dinas Rahasia Barat akan mempersiapkan suatu kup komunis pra dini/prematur yang akan memberi peluang dan legitimasi bahi militer untuk menumpas PKI dan menjadikan Soekarno sebagai tahanan militer. (3) Perkembangan politik Internasional dengan kekalahan Amerika di Perang Vietnam yang berarti jatuhnya Vietnam ke tangan komunis akan menimbulkan efek domino atau ikut jatuhnya negara-negara di kawasan Asia Tenggara ke tangan komunis.