Sabtu, 26 Februari 2011

Dinamika Politik Di Jawa Tahun 1900-1942

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah. Kata tersebut merupakan kata yang paling cocok untuk mengungkapkan bagaimana kesyukuran kami setelah mampu menyelesaikan makalah ini. Terima kasih banyak terhadap teman-teman satu kelompok yang telah bersama berusaha untuk menyelesaikan makalah ini. Terima kasih pula tak terlupakan dihaturkan pada dosen kita Pa. Amrullah yang memmeberi bimbingan bagaiman makalah ini bias terselesaikan.
Selanjutnya, sebagai umat manusia yang sadar betul akan ketidak sempurnaannya juga mengakui bahwa dalam megerjakan sampai menyelesaikan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dari berbagai bagian. Olehnya itu kami harapkan pada pembaca agar kiranya setelah membaca makalah ini dan menemukan ketidak cocokan ataupun kekurangan lain dalam pengolahan dan pembahasan fakta sejarah ini, member keritikan maupun sarannya kepada penyususn untuk perbaikan makalah ini. Terima kasih banyak.

Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………………………………….i
Kata Pengantar …………………………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
1. Pengertian Sejarah, Politik, dan Sejarah Politik …………………………1
2. Batas Temporal dan Spasial …………………………………………………1
3. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………2
BAB II Pembahasan
1. Kebijakan Politik Pemerintah Hindia Belanda. …………………………3
Politik Etis …………………………………………………………………5
2. Lahirnya Pergerakan Politik Dengan Semangat Nasionalisme dan Berorientasi pada Perwujudan Cita-Cita Bangsa.
A. Emansipasi Wanita …………………………………………………6
B. Budi Utomo …………………………………………………6
C. Sarekat Islam …………………………………………………7
D. Indische Partij (IP) …………………………………………………7
E. Kongres Pemuda Dan Sumpah Pemuda ………………………...8
F. Organisasi Pemuda dan Kepanduan ………………………...9
G. Organisasi lokal dan Regional ………………………...9
H. Gerakan Rakyat Indonesia ………………………..10

3. Lahir dan Berkembangnya Partai-Partai Politik Di Tanah Air.
A. Partai Komunis Indonesia (PKI) ……………………………….11
B. Partai Nasional Indonesia (PNI) ……………………………….12
C. Partai Indonesia (PI) ……………………………………………….12
4. Respon Masyarakat Hindia Belanda Terhadap Kebijakan Poitik Pemerintah Hindia Belanda ……………………………………………………….13
BAB III Kesimpuan ………………………………………………………………………14
Indeks ……………………………………………………………………………….16
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….18

BAB I
Pendahuluan

1. Pengertian Sejarah, Politik, dan Sejarah Politik.
Sejarah ialah sebagai masa lampau manusia dan persekitarannya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku . Sedangkan usaha untuk mencapai kekuasaan dan membawa tujuan untuk masyarakatnya adalah suatu politik . Berdasarka pengertian diatas, maka dapat disimpulkan sejarah politik merupakan peristiwa masa lampau mengenai peristiwa yang berkaitan dengan usaha serta kebijakan untuk kemaslahatan masyarakat banak dalam suatu wilayah.

2. Mengapa Harus Tahun 1900-1942 dan Mengapa Harus Jawa Yang Dibahas.

Selanjutnya salah satu elemen yang sangta penting dalam membahas sejarah, yakni harus jelasnya batas temporal dari ruang lingkup yang akan dibahas . Mengapa demikian, perlu diketahui bahwa membahas sejarah, sejarah politik misalnya ruang lingkupnya sangatluas. Bayangkan saja jika kita harus membahas bagaiman dinamika politik yang sudah nampak saat masih zaman kerajaan hingga saat ini, butuh waktu berapa lama, selain itu pembahasan tidak akan terfokus. Selanjutnya dalam pembahasan dinamika sejarah politik dibatasi dari tahun 1900 sampai 1942.
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah mengapa periode tahun 1900 sampai 1942 yang dipilih. Maka jawaban yang mungkin tepat adalah pernyataan yang mengatakan bahwa apasih yang tidak dialami bangsa ini pada periode tersebut. Carut marut pemerintahan kolonial serta peralihan kekuasan yang silih berganti antara berbagai imperium kolonial, awal lahir bangkitnya organisasi yang bersifat nasionalisme dalam tujuan kebangkitan nasiona, dinamika keagamaan terutama Islam, pengaruh komunis, politik etis, hingga awal datangnya Jepang adalah rangkaian peristiwa sangat penting dalam mewarnai sejarah panjang bangsa ini. Khusus dinamika sejarah politik yang sangat penting untuk dilihat yakni bagaiman politik etis, kebagkitan nasional serta pergerakan nasional, bagaimana pemerintahan kolonial yang berada dalam masa-masa akhir, Serta dinamika partai politik.
Untuk pemilihan wilayah pembahasan dikhususkan pada daerah Jawa. Mengapa demikian?, karena rentetan dan dinamika sejarah, khususnya dinamika berpolitik ditemui dihampir seluruh pelosok nusantara sejak masih berciri kerajaan. Akan tetapi dalam pembahasan ini, akan dikhususkan untuk mengggali bagaiman dinamika politik yang terjadi di tanah Jawa. Selain Jawa menjadi pusat pemerintahan Belanda, di Jawalah yang paling mengalami hampir semua kebijakan pemerintah belanda khususnya dibidang politik menjadi alas an selanjunya pembahasan dikhususkan melihat dinamika politik pada tahun 1900 sampai 1942 ini.

3. Tinjauan Pustaka

Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Suhartono yang berjudul Sejarah Pergerakan Nasional adlah buku acuan yang dipakai dalam melihat bagaimana dinamika politik yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa pada periode 1900 hingga 1942. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana kehidupan politik yang mulai Nampak dari pergerakan nasional yang depelopori oleh organisasi-organisasi kepemudaan dan agama. Selanjutnya Suhartono memaparkan bagaiman sepak terjang dari organisasi tersebut hingga masuknya kedalam kancah perpolitikan di Indonesia. Buku lain dipakai seperti buku yang ditulis oleh Bernard. H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia terutama bab 15 dan 16 yang membahas mengenai berakhirnya kolonialisme yang tergantikan oleh lahirnya suatu bangsa. Sejarah Indonesia Modern yang ditulis oleh M.C. Ricklefs juga sangat membantu dalam melihat dan membahas situasi polotik di Indonesia khususnya Jawa pada periode ini. Adapun buku-buku lain yang dipakai sseperti buku yang ditulis oleh Prof.Dr. Slamet Muljana, Kesadaran Nasional dari kolonialisme sampai kemerdekaan, HM. Nasaruddin Anshoriy CH, Bangsa Gagal, mencari identitas kebangsaan, Manusia di Panggung Sejarah yang ditulis oleh Kholid O. Santoosa. Buku-buku yang mengisahkan biografi tokoh-tokoh politik bangsa seperti Pemikiran Politik Soetan Sjahrirdan Partai Sosialis Indonesia yang ditulis oleh P.Y Nur Indro, Sukarno dan Nasakom yang ditulis oleh Nurani Soyomukti, dan buku Mohammad Hatta Biografi Singkat1902-1980 yang dtulis oleh Salman alfrizi juga sangat membantu dalam pembahasan ini.

BAB II
Pembahasan

1. Kebijakan Pemerintah Belanda Di Bidang Politik.
Untuk measuk dalam periode 1900-1942, maka sebagai acuan terlebih dahulu kita harus melihat peristiwa apa yang terjadi sebelum periode tersebut. Dalam hal kebijakan politik Pemerintah Belanda pada tahun 1900-1942, maka akan lebih baik jika kita mengetahui kebijakan politik apa yang dijalankan oleh Pemerintah Belanda sebelumnya.
Seperti yag kita ketahui besama bahwa dari tahun 1800 sampai tahun 1900, Pemerintah Hindia Belanda menjalankan Politik Konservatif. Dimana saat itu Pemerintah Belanda yang baru mengambil alih kekuasaan dari VOC yang gulung tikar pada tahun 1799, dan langsung dihadapkan pada situasi yang sangat tidak menentu di Hindia Belanda. Saat iu Pemerintah Belanda melakukan eksploitasi ekonomi dan penetrasi politik dengan politik konservatifnya
Setelah polotik konservatif dianggap gagal maka Selanjutnya politik yang dijalankan adalah politik liberal yajni sejak tahun 1870 hingga tahun 1900. Politik ini dalam perkembangannnya dapat meningkatkan ekonomi pemerintah. Dengan memanfaatkan kaum liberal dalam hal ini pemanfaatan lahan dengan melibatkan pemilik modal pemerintah Belanda dapat memperbaiki sumber pemasukan devisa Negara, bahkan melimpah. Dari masalah masyarakat Hindia Belanda khususnya Jawa, pekerja sedikit diringankan oleh politik inimeski tidak sepenuhnya terlepas dari belenggu penyiksaan, karena pada kenyataan masih terjadi hal-hal penindasan dari kebijakan politik liberal ini .
Belanda yang sudah cukup lama menjajah Nusantara diakhir-akhir masa berkuasanya mengalami masalah bagaimana menjalankan politik selanjutnya. Terjadi perdebatan antara golongan-golongan politik Belanda mengenai bagaimana mengeksploitasi koloni. Antar golongan politik saling menyerang satu sama lain. Baik itu golongan libera yang sudah dianggap kuno diserang oleh golonga politik konservatif yang mencoba memberi keuntungan bagi pihak terjajah maupun pihak yang menjajah, sedangkan golongan etis yang baru muncul dan membawa pemikiran kekinian juga menyerang golongan politikkonservatif, dan akhirnya memenangkan perseturuan antar golongan politik di Belanda saat itu . Dari dua macam dinamika politik yang terjadi sebelum periode 1900-1942 diatas diharapkan menjadi acuan maupun perbandingan untuk melihat sejauh mana dinamika politik di Jawa pada periode yang dimaksud.
Politik Etis 1900-1942.
Kelanjutan dari penjelasan diatas dimana politik etis adalah golongan pemenang dari perseturuan antara golongan-golongan politik di Belanda. Sebagai golongan pemenang. Golongan etis pada waktu itu juga sedang menanjak nama dan perjuangannya menuju kesejahteraan koloni dan hal ini berkaitan erat dengan tugas sucinya ingin merealisasikan White man’s burden .
Politik etis muncul karena perdebatan antara golongan-golongan politik Belanda mengenai bagaimana dan dengan cara apa mengeksploitasi koloni tidak kunjung selesai. Adanya golongan terjajah dan dijajah dimana pihak terjajah tinggal terbelakang. Selanjutnya politik liberal itu tidak lepas dari kritikan golongan etis yang tengah muncul di panggung politik. Sebagai golongan baru yang mewakili zamannya maka idenya disesuikan dengan kepentingan zaman. Eksploitasi dan kesejahteraan koloni harus dilakukan bersama tanpa berat sebelah
Golongan etis sedang menanjak namanya dan perjuangannya menuju kesejahteraan koloni dan hal ini berkaitan dengan hasrat untuk menikkan harkat kemanusiaan penduduk koloni
Di dalam tulisan Van De Venter dalam sebuah majalah yaitu De Gids tahun 1899dengan judul “Een Eereschuld” atau hutang kehormatan karena bantuan bangsa Indonesia atas kekosongan kas Belanda sebagai akibat dari Perang Diponegoro dan perang Kemerdekaan Belgia. Dengan kata lain orang Indonesia telah membantu Belanda memulihklan keuangan. Dengan demikian maka sewajarnyalah bila kebaikan budi orang Indoesia itu dibayar kembali. Menurut Van De Venter “Hutang Budi” harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan dengan triasnya yang terkenal yaitu Irigasi, Edukasi dan Emigrasi.

2. Lahirnya Pergerakan Politik Dengan Semangat Nasionalisme dan Berorientasi pada Perwujudan Cita-Cita Bangsa.
A. Emansipasi Wanita
Pengertian Emansipas terkandung dalam jiwa wanita pada waktu itu ialah keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan darikungkungan adat. Di kalangan priyai gedhe, terdapat keinginan untuk melakukan perubahan keadaan untuk melepaskan adat yang menjadi pengekang kebebasan wanita. Meningkatnya kedudukan dan martabat seorang istri diupayakan agar kedudukannya sejajar dengan suaminya dan sebagai seorang ibu yang dapat mendidik anaknya di rumah.
Pelopor dari gerakan ini adalah “R.A. Kartini, ia menyerukan agar bangsa Indoneesia diberi pendidikan, khususnya kepada wanita karena mereka yang memikul tugas suci. Buah pikiran dari R.A. Kartini tersebut terdapat dalam surat-suratnya “Habis Gelap Terbitlah Terang. Kunci gerakan Emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A Kartini adalah idealismenya yang tinggi dan suci, dimanaidealiseme ini muncul dari pergaulan Kartini dan pemahaman kebudayaan Barat. Oleh karena harus berpartisipasi dalam kemajuan dan menolak konservatisme, untuk mencapai itu semua Kartini minta “agar bangsa jawa diberi pendidikan”karena pendikan merupakan persoalan pokok pada masyarakat Indonesia. Pendidikan bukan hanya ditujukan untuk kaum laki-laki akan tetapi juga kaum wanita
B. Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo muncul karena situasi social ekonomi di Jawa pada abad 19 yang semakin buruk karena eksploitasi kolonial trasdisional, liberal dan etis. Semakin berkembangnya westenisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sebagai akibat dari berkembangnya politik etis yang didalamnya terkandung usaha memajukan pengajaran maka pada decade pertama abad 20 bagi anak-anak Indonesia masih mengalami kekurangan dana belajar. Keadaan yang demikian ini menimbulkan keprihatinan dr. Wahidin Sudirohusudo untuk dapat menghimpun dana itu maka pada tahun 1906-1907 melakukan propaganda berkeliling Jawa. Rupanya ide ini diterima baik dan dikembangkan oleh Sutomo, seorang mahasiswaSchool Tot Opleiding Vor Inlandsche Arsten (STOVIA) dan di sini merupakan awal perkembangan menuju keharmonisan bagi tanah dan orang Jawa dan Madura. Akhirnya Sutomo mendirikan BU di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908.
C. Sarekat Islam
Sarekat Islam didirikan pada tahun 1912 oleh H.Samanhudi, seorang pengusaha batik di kampung Lawean. Perusahaan batik lainnya ada di tangan orang Cina, dan Arab dan mereka memproduksi batik dalam partai besar sedangkan di sekitar perusahaan besar itu terdapat perajin kecil yang di lakukan dirumah – rumah penduduk dengan membatik dan membuat batik cap yang mulai popular pada waktu itu.
Tujuan utama serikat islam adalah menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang islam jawa yang di ikat dengan agama. Dimana persaingan antara pedagang cina dan jawa yang terjadi di dunia perdagangan.perubahan tingkah laku dan arongansi merenggangkan hubungan hubungan social mereka. Keadaan seperti ini memperkuat dan mendorong mereka untuk menyatukan diri menghadapi pedagang cina.
Tanggal 26 januari 1913 menurut pidato Umar Said Cokroaminoto dimana ia menegaskan bahwa tujuan serekat islam adalah menghidupakan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat ekonominya agar mampu bersaing dengan bangsa asing.
D. Indische Partij (IP)
Indische Partij adalah organisasi campuran yang menginginkan kerja sama antara antara orang India dengan Bumi Putera. Hal ini disebabkan karena jumlah orang Indo sangat sedikit dan maka diperlukan kerja sama dengan orang Bumiputra agar kedudukan organisasinya semakin kuat
Keistimewaan IP adalah usianya yang pendek tetapi anggaran dasarnya dijadikan program politik pertama di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh E.F.E Dows Dekker (DD) alias Setyabudi di Bandung pada tanggal 25 desember 1912 dan merupakan organisasi campuran orang Indo dan Bumiputra. IP menjadi organisasi politik yang kuat pada waktu itu setelah ia bekerja sama dengan Dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat alias K.H Dewantara.
E. Kongres Pemuda Dan Sumpah Pemuda
Manifestasi persatuan pemuda diwujudkan dalam kongres pemuda II pada tanggal 26-28 oktober 1928. Kongres ini dihadiri oleh Sembilan organisasi pemuda dan oleh sejumlah tokoh politik termasuk Sukaro, Sartono, dan Sunaryo. Kongres ini merupakan puncak ideology nasional dan merupakan peristiwa nasional yang penting. Kongres ini membawa semangat nasionalisme ketingkat yang lebih tinggi karena utusan yang dating mengucapkan sumpah setia”satu Nusa Satu Bangsa, dan satu Bahasa Indonesia, yang Brbunyi:
1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu tanah Indonesia
2. Kami putera dan puti Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
3. Kami a dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Sumpah pemuda merupakan produk kaum intelegensia yang menjadi intelektual "drama nasional Indonesia. Tali pengikat yang kuat dalam merealisasikan nasionalisme di Indonesia tercermin dalam tiga tunggalnya sumpah . Ketiganya mencakup tiga pengertian yang merupakan kesatuan yaitu pengertian wilayah, bangsa, yang merupakan massa dan bahasa sebagai alat komunikasi yang homogeny.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sumpah pemudah maka perlu dikemukakkan nilai dasar yang ada didalamnya yang mencangkup kebebasan, kemandirian, dan kebersamaan. Kaum intelegensia adalah pencipta sumpah pemuda dan merekala yang mengendalikan orde social yang tengah berjalan. Kaum intelegensia mempunyai kreativitas penuh untuk menjunjung kelancaran protes terhadap orde colonial yang megekang semangat nasionalisme . kreasi – kreasi itu yang di maksud untuk menjunjung realitas idealismenya. Dari nasionalisme Indonesia ditandai oleh pencanangan sumpah pemuda. Fase ini berupa konseptualisasi yang meletatkan solodaritas dan kepentingan bersama di atas primordalisme, suku dan agama.
F. Organisasi Pemuda dan Kepanduan
Timbulnya gerakan pemuda menunjukkan adanya kaderisasi pimpinan yang sewaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak terjadi kekosongan pimpinan dan organisasi dapat berjalan terus. Perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat yang tinggi tidak ragu-ragu lagi memperjuangkan nasib bangsanya
Trikoro Darmo, didirikan pemuda atas petunjuk BU pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta oleh Kadarman dan Sunardi dan beberapa orang pemuda lainnya cita-citanya bertuju pada cinta tanah air, memperluas persaudaraan dan mengembangkan kebudayaan Jawa. pada tahun 1918 organisasi ini berubah menjadi Jong Java dan orientasinya lebih luas mencakup JAwa Raya, milisi, dan pergerakan rakyat pada umumnya.
Rasa Nasionalisme semakin berkembang setelah terjadi Perang Dunia I mendorong JJ meningkatkan kearah kegiatsan politik dan pada tahun 1926 JJ secara nyata dalam anggarannya disebutkan ingin menghidupkan rasa persatuan dan dengan seluruh bangsa Indonesia, kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk keIndonesia
Sejalan dengan berdirinya organisai pemuda dibeberapa daerah didirikan organisasi pemuda yang sudah jelas meninggalkan kedaerahan dan menuju persaruan Indonesia. Perpaduan beberapa organisasi dipandang merupakan kekuatan besar dalam menentukan setiap langkah politik dan hal ini telah direalisasikan oleh M. Thamrani dalam kongres pemmuda di Jakarta pada bulan mei 1926 yang dihadiri oleh Jong Java, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Islamieten Bond dan perkumpulan pemuda Theosofi
G. Organisasi lokal dan Regional
Perserikatan Madura, didirikan di Surabayapada tahun 1920, dan ada juga serekat Madura yang didirikan tahun 1925 di bawah Zainal. Kedua organisasi ini tidak banyak mempunyai pengikut dan kemudian bergabung dengan kelompok study Surabaya. Sererekat Sumatera,dipimpin oleh Sultsn Muhammad Zain menolak komunisme dan menentang pemerintahan kolonial. Pada tahun 1927 organisasi ini mulai aktif untuk memikirkan perwakilan rakyat yng demokratis dan peningkatan kesejahteraan rakyat Sumatera. Pada tahun 1927 Serekat Sumatera menolak campur tangan polisi yang terlalu keras dengan mengadakan penyelidikan dan penggeledahan di Rumah-rumah pemimpin PNI. Cabang-cabangnya ada di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Surabaya, dan organisasi ini bergabung dengan PPPKI.
Organisasi orang Betawi, organisasi ini dihimpun oleh MH. Thamrin, berusaha memajukan perdagangan, pertukaran dan pengajaran. Perkumpulan Pasundan, didirikan di Jakarta yang bertujuan mempertinggi derajat, kesopanan, kecerdasan, memperluas tenaga kerja dan kehidupan masyarakat. Organisasi ini dipimpin oleh diantaranya: R. Kosashi Surakusumah, R. Otto Kusumah Sudrata, dll. Bupati Bandung RAA Wiranata Kusumah, dan Bupati serang RAA Jayadiningrat banyak membantu organisasi itu,
Organisasi orang-orang Ambon di Jawa, didirikan pada tahun 1908. Dr. Tehupeori memberikan memberikan beasiswa untuk anak-anak. Di Semarang AJ. Party mendirikan Serekat Ambon yang radikal dan ingin mendapatkan pemerintahan berparlemen. Organisasi ini kemudian dipindahkan ke Surabaya karena pada tanggal 9 Mei 1920 Patty di buang ke Bangkadan selanjutnya bekerja sama dengan Kelompok Study Surabaya bergabung dalam PPPKI.
H. Gerakan Rakyat Indonesia
Gerindo merupakan lanjutan dari Partind, Gerindo didirikan oleh bekas pemimpin Prtindo,Gerindo dibangun pada tanggal 28 Mei 1937. Diantara pemimpinnya adalah Drs. A.K. Gani, Mr. Mohammas Yamin, dan Mr. Sartono. Partai ini ingin menjadi artai rakyat dan lebih luas daripada Parindra. Organisasi ini bercorak internasional dan sosialis. Perjuangan untuk melawan Kolonial sama denganperjuangan untuk mempertahankan demokrasi dari ancaman fasis. Rupanya organisasi ini dengan teguh mempertahankan demokrasi
Pemimpin Gerindo tidak setuju dengan sebagian kaum Nasionalis yang mengatakan lebih baik merdeka dengan fasisime daripada dijajah dengan demokrasi.Para pemimpin Gerindo bergerak dibawah tanah untuk melawan fasisme. Dalam kongres yang diadakan Gerindo tetap ingin mencapai bentuk masyarakat yang bersendikan demokrasi politik dan social, jadi menuju keadilan sosialyang akan dilaksanakan dengan cara demokrasi. Untuk mencapai tujuan itu perlu dibebaskan para pemimpin dari pengasingan.
3. Lahir dan Berkembangnya Partai-Partai Politik Di Tanah Air.

A. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia muncul karena berawal dari didirikannya ISDV dari pihak Belanda yang dipelopori oleh Sneevelit, Brandsteeder, da dekker sedangkan dari pihak Indonesia yang terkenal adalah Semaun. ISDV berusaha mencari kontak dengan IP dan SI untuk mendekati rakyat namun usaha tersebut tidak berhasil
Untuk mendapatkan pengaru di kalangan orang-orang Indonesia Sneeveliet mendesak agar mereka mendapat pengaruh dalam perkumpulan orang Indonesia yang berwibawa dan dapat meneruskan ajaran-ajaran baru kepada massa. Pilihan tersebut jatuh kepada SI yang mempunyai massa yang besar dan bersedia menerima pikiran-pikiran yang radikal
Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Dengan demikian terjadilah pergantian organisasi itu kepada orang Indonesia dan pada bulan Mei 1920 organisasi itu diganti menjadi perserikatan Komuinis Hindia dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi partai kmunis Indonesia
PKI mendapat kekuatan di kalangan Buruh. Sebagai akibat dari depresi ekonomi maka upah buruh diturunkan dan banyak buruh yang diberhentikan. Ada tahun 1923 buruh kereta api mendesak dilancarkannya pemogokan untuk menuntut kenaikan upah akan tetapi pemogokan gagal dan pemimpinnya dibuang. Mulai tahun 1924 PKI menyebabkan pengaruhnya ke pedesaan Jawa dan keluar jawa, dan sejak itu partai menyiapkan untuk revolusi. Dorongan-dorongan anarkis lebih kuat mengarah pada penggulingan terhadap pemerintah Belanda yaitu dengan memberontak yang dianggap lebih baik daripada menerima dominasi kekuasaan colonial.
PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan dan pemerintah melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven digul. Selanjutnya agar tidak terjadi pemberontakan serupa pemerintah menindak tegas pelaku politik dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidakmungkin ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara sah.
B. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai nasional Indonesia dilatar belakangi oleh situasin sosio-politik yang kompleks, yang mau tidak mau organisasi itu harus menyesuaikan dengan situasi baru. Tujuan Partai Nasional Indonesia adalah untuk mencapai Indonesia merdeka sedangkan asasnya berdiri diatas kaki sendiri, non koperasi dan marhaenisme. Ketiga asa itu dipakai sebagai prinsip PNI. Anggaran dasar organisasi itu diambil dari cita-cita PI. Ketuanya dipercayakan kepada Ir. Sukarno dan dalam waktu dekat akan diselenggarakan kongres.sementara itu maksud Hatta tidak mendfapat jalan dan baru tiga tahun kemudian ia merealisasikan dengan mendirikan partai sendiri yaitu Pendidikan Nasional Indonesia
C. Partai Indonesia (PI)
Dengan diumumkannya pada tanggal 17 April 1931 PNI membubarkan diri. Meskipun pemerintah tidak secara langsung menyatakan PNI sebagai partai terlarang dan membubarkannyatetapi jelas bahwa ia akan mengalami kesulitan bagi eksistensinya. Sarton segera mengorganisasikan kongres luar biasa dan akhirnya terbentuk panitia pendiri partai baru yang terdiri dari Sartono, Manadi, Sukemi, Suwiryo, dan Angronsudirjo dan pada tanggal 1 Mei diumumkannya pendiria Partindo dibawah pimpinan Sartono. Jelas bahwa tidak lain adalah lanjutan dari PNI.
Tujuan Partindo adalah mencapai satu Negara Republik Indonesia Merdeka dan Kemerdekaan akan tercapai jika ada persatuan seluiruh Bangsa Indonesia. Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dari Soekarno diterima sebagai cita-cita yang akan dituju oleh Partindo. Realisasi perjuangan Partindo dengan cara nonkoperasi.

4. Respon Rakyat Jawa Terhadap Kebijakan Politik Pemerintah Belanda
Saat pelaksanaan politik etis khususnya di Jawa sangat Nampak perbedaan dengan kebijakan politik Hidia Belanda sebelumnya. Secara umum baik di kalangan penguasa, bangsawan, maupun masyarakat biasa mengalami nasib yang sedikit lebih baik. Pendidikan adalah aspek positif yang dirasakan oleh masyarakat Jawa pada priode ini. Hal ini disebabkan karena bukan hanya kaum penguas dan bangsawan yang menikmati pendidikan akan tetapi golongan rendahpun bias mengenyam pendidikan di ekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, meskipun tidak sebanyak kaum bangsawan .
Dengan adanya pendidikan, maka secara tidak langsung melatar belakangi munculnya pemikiran-pemikiran di kalangan pemuda terpelajar untuk berpikir untuk kemerdekaan. Budi Utomo yang merupakan organisasi pergerakn pertama yang dipelopori oleh kaum terpelajar adalah contoh besar bagaimana dampak positif dari pelaksanaan politik etis. Selanjutnya karena adanya kebebasan berorganisasi pada masa ini akhirnya bermunculan gerakan-gerakan nasionalis berikutnya seperti Serekat Dagang Islam, Serekat Islam, dan organisasi-organisasi kedaerahan lainnya.
Dampak positif tidak hanya dirasakan dibidang pendidikan akan tetapi politik etis juga berdampak pada bidang ekonomi dan kesehatan. Dibidang ekonomi masyarakat sedikit lebih mendapat penghidupan yang layak. Disamping pembukaan lapangan kerja baru dan perbaikan gaji buruh, dengan diterapkannya transmigrasi juga member peluang pada masyarakat untuk memperoleh penghidupan yang layak misalnya bagaimana pemberdayaan tenaga kerja saat pembukaan lapangan kerja di Sumatera. Sama halnya dibiang kesehatan masyarakat lebih diperhatikan kesehatannya itu dibuktikan dengan pengadaan infrastruktur kesehatan, meskipun belum terlalu memuaskan.
Dikalngan penguasa setidaknya menemukan kembali kedudukannya sebagai penguasa local meskipun tidak sepenuhnya karena tetap berada dibawah koordinasi pemerintah Hindia Belanda akan tetapi setidaknya tidak terlalu merugikan disaat penerapan kebijakan politik sebelumnya. Begitupula kaum bangsawan yang semakin leluasa terutama dalam ikut sertanya dalam pendidikan dan usaha-usaha pemilikan modal
Meskipun sebenarnya penjajahan masih sangat terasa akan tetapi, stidaknya karena adanya pendidikan dan kebebasan dalam berorganisasi menjadi titik awal pergerakan nasionalis untuk kemedekaan bangsa ini.

BAB III
Kesimpulan

Dinamika politik ysng terjsdi di hindia Belanda khususnya pada tahun 1900-1942 adalah suatu peristiwa sejarah yang sangat berpengaruh terhadap lahirn dan berkembangnya Negara ini hingga saat ini. Bagaiman tidak, setelah dijalankannya politik etis oleh pemerintah HIndia Belanda, maka para tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa ini semakin mempunya ruang untuk memikirkan untuk bagaiman kemudian kita bias keluar dari penjajahan.
Lihatlah bagaimana pergerakan-pergerakan yang membawa warna nasionalisme dan berpikiran untuk kemerdekaan lahir dan berkembang pesat pada periode ini. Budi utomo, serta organisasi-organisasi lain adalah bukti bagaimana semangat nasionalisme dalam organisasi dari berbagai golongan sangat Nampak pada periode ini. Berawal dari sumpah pemudah, 28, Oktober 1928 adalah titik awal kebangkita pemuda berjuang bersama organisasinya untuk mencapai kemerdekaan tersebut.
Dalam periode ini juga dapat kita lihat bagaiman organisasi-organiasai tadi menjadi lebih berkembang menjadi gerakan berlabel politik seperti Sarekat Islam kemudian menjadi Partai Sarekat Islam.dan itu semua mewarnai titik awal kebangkitan nasionalisme tidak hanya diwilaah jawa melainkan daerah-daerah lai juga sudah mulai Nampak, lihatlah gerakan pemuda Jong Java, Jong Selebes, Sumatra, Ambon maupun dari daerah lain.
Meskipun sebenarnya penjajahan masih sangat terasa akan tetapi, stidaknya karena adanya pendidikan dan kebebasan dalam berorganisasi menjadi titik awal pergerakan nasionalis untuk kemedekaan bangsa ini.

Daftar Pustaka:
Prof. Dr. Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994.
Bernard. H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia Bekerjasama dengan Freedom Institute, Jakarata, 2008.
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Gajah Madah, Universitas Pres, Yogyakarta
HM. Nasaruddin Anshoriy Ch, Bangsa Gagal Mencari Identitas Bangsa, LKIS, Yogyakarta, 2008.
Drs. Sudiyo, Arus Perjuangan Pemuda Dari Masa Ke Masa, PT Bina Adiyaksara, Jakarta, 2003.
Prof. Dr. Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid I , LKIS, Yogyakarta, 2008.
Prof. Dr. Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid II , LKIS, Yogyakarta, 2008.
Kholid O. Santosos, Manusia Di Panggung Sejarah, Sega Asri, Bandung, 2007.
Nurani Soyomukti, Soekarno dan Nasakom, Garasi, Jogjakarta, 2008.
Salman Alfarizi, Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980, Garasi, Jogjakarta, 2009.
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah, Tiara wacana, Jogjakarta, 2008.
Dudung Abdurrahman, Metodelogi Penelitian Sejarah, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar